Catatan untuk asrizal nur

Tak Ada Kata Menyerah

Sastra Sabtu, 21 Desember 2019
  Tak Ada Kata Menyerah
Asrizal Nur - Internet

Oleh : Rida K Liamsi

Bagi saya Asrizal Nur , seorang sahabat yang sangat dekat. Kami sama sama  membangun karir keseniman kami di Riau. Jatuh bangun dan pahit getir. Dan dia kemudian hijrah ke Jakarta untuk menimba pengalaman  hidup berkesenian yang lebih penuh wsrna dan tantangan. Bertualang dari panggung je panggung di TIM jakarta betsama Yayasan Panggung Melayunya. 

Asrizal ,  selain seirang  penyair  yang kuat dan punya gaya  pembacaan puisi yang sangat ekspressif  , dua juga seorang  aktor yang handal. Seirang dramawan dan di Jakarta dua berjuang membangun jati dirinya dan dia  telah menimba oengalaman yang  kaya, di tengah-tengah deraan dan  tantangan hidup  Jakarta yang kejam

Asrizal telah menjadi  seorang pekerja  seni yang kaya pengalaman di Jskarta, dan terbiasa  memelihara semangat optimis yang teru menerus setiap hari. Dia sosok seniman yang nyaris tak kenal lelah berkarya di Jskarta, dan juga tak kenal menyerah menghadapi berbagai tantangan.

Asrizal Juga seorang manajer yang handal. Mampu  mengorganisir kegiatan kegiatan ysng diselenggarsnya dengan baik. Perfek dan berjesan. Sangat detail, pragmatis, dengan tetap memelihara kejutan kejutan dalam setiap kegiatan.

Secara pribadi saya beberapa kali memintanya untuk menjadi arrenger kegiatan pribadi  saya. Seperti baca puisi tunggal saya di TIM , Jakarta , beberapa tahun lalu yang hasil garapannya  membuat saya terharu dan lega. Busa  tampil maksimal dengan audies yang nyaris penuh di semua  kursi di Graha Budaya  TIM . Lalu dia juga pernah mengirganusir dua acara peluncuran  buku saya. Novel “ Megat “ di Kampus  UI di Bogor, dan Peluncuran  buku  puisi  saya “ Secangkir Kopi Sekanak di Gedung  Perpustajaan  Nasional  yang baru di Jakarta Selatab  dan saya menjafi  penyair  pertama  uang meluncurksn buku puisi di gedung  Perpusnas yang megah itu.

Keandalanya sebagai arranger acara  juga dia tunjukkan selama 7 tahun berturut  turut , sejak 2013, acara Perayaan Hari Puisi  Indonesia ( HPI ) . Dengan dana yang sangat terbatas dengan SDM pendukung  yang juga terbatas. Tak terbayangkab  acara HPI itu jika tak ada dia meskipun tiap  tahun setelah acara HPI selesai , dia akan terkaoar. Sakit dan kelelahan. Dalam kamus Asrizal  tak ada kata menyerah,  selagi tubuhnya sehat dan siap bergadang. Hampr  hampir
 “ One Man Show “ . 

Asrizal juga seorang yang penuh gagasan besar . Dia  berhasil menggerakkan program seribu guru menulis puisi se asean dan hasilnya sebuah buku antologi puidi yang memecah rekord MURI untuk jumlah guru yang  terbanyak menulis puisi. Dan jerjanya itu , membuat guru yang terlibat merasa  begitu bangga memajang buku yang memecah rekord muri itu , dan memberi sekolah mereka sebuah prestasi tetsendiri. Masih ada beberapa  gagasan  lain yg  diselenggaraksnnta , yang sebenarnya memerlukan  dana besar namun di tangan  Asrizal , bisa dilaksanakan  dengan cara cara yang puritan dan sukses.

Asrizal mempertahankan gaya pembacaan puisinya yang menggunakan dukungan multi media. Gemuruh, atraktif dab sensasional.

Ok. Selamat  ulang tahun ke 50 Asrizal Nur, penghulu Rumah Seni Asnur Depok. Panjang umur dan tetap kreatif


. Shabas !