Senin, 14 Oktober 2024
Oleh : Rida K Liamsi
Bagi saya Asrizal Nur , seorang sahabat yang sangat dekat. Kami sama sama membangun karir keseniman kami di Riau. Jatuh bangun dan pahit getir. Dan dia kemudian hijrah ke Jakarta untuk menimba pengalaman hidup berkesenian yang lebih penuh wsrna dan tantangan. Bertualang dari panggung je panggung di TIM jakarta betsama Yayasan Panggung Melayunya.
Asrizal , selain seirang penyair yang kuat dan punya gaya pembacaan puisi yang sangat ekspressif , dua juga seorang aktor yang handal. Seirang dramawan dan di Jakarta dua berjuang membangun jati dirinya dan dia telah menimba oengalaman yang kaya, di tengah-tengah deraan dan tantangan hidup Jakarta yang kejam
Asrizal telah menjadi seorang pekerja seni yang kaya pengalaman di Jskarta, dan terbiasa memelihara semangat optimis yang teru menerus setiap hari. Dia sosok seniman yang nyaris tak kenal lelah berkarya di Jskarta, dan juga tak kenal menyerah menghadapi berbagai tantangan.
Asrizal Juga seorang manajer yang handal. Mampu mengorganisir kegiatan kegiatan ysng diselenggarsnya dengan baik. Perfek dan berjesan. Sangat detail, pragmatis, dengan tetap memelihara kejutan kejutan dalam setiap kegiatan.
Secara pribadi saya beberapa kali memintanya untuk menjadi arrenger kegiatan pribadi saya. Seperti baca puisi tunggal saya di TIM , Jakarta , beberapa tahun lalu yang hasil garapannya membuat saya terharu dan lega. Busa tampil maksimal dengan audies yang nyaris penuh di semua kursi di Graha Budaya TIM . Lalu dia juga pernah mengirganusir dua acara peluncuran buku saya. Novel “ Megat “ di Kampus UI di Bogor, dan Peluncuran buku puisi saya “ Secangkir Kopi Sekanak di Gedung Perpustajaan Nasional yang baru di Jakarta Selatab dan saya menjafi penyair pertama uang meluncurksn buku puisi di gedung Perpusnas yang megah itu.
Keandalanya sebagai arranger acara juga dia tunjukkan selama 7 tahun berturut turut , sejak 2013, acara Perayaan Hari Puisi Indonesia ( HPI ) . Dengan dana yang sangat terbatas dengan SDM pendukung yang juga terbatas. Tak terbayangkab acara HPI itu jika tak ada dia meskipun tiap tahun setelah acara HPI selesai , dia akan terkaoar. Sakit dan kelelahan. Dalam kamus Asrizal tak ada kata menyerah, selagi tubuhnya sehat dan siap bergadang. Hampr hampir
“ One Man Show “ .
Asrizal juga seorang yang penuh gagasan besar . Dia berhasil menggerakkan program seribu guru menulis puisi se asean dan hasilnya sebuah buku antologi puidi yang memecah rekord MURI untuk jumlah guru yang terbanyak menulis puisi. Dan jerjanya itu , membuat guru yang terlibat merasa begitu bangga memajang buku yang memecah rekord muri itu , dan memberi sekolah mereka sebuah prestasi tetsendiri. Masih ada beberapa gagasan lain yg diselenggaraksnnta , yang sebenarnya memerlukan dana besar namun di tangan Asrizal , bisa dilaksanakan dengan cara cara yang puritan dan sukses.
Asrizal mempertahankan gaya pembacaan puisinya yang menggunakan dukungan multi media. Gemuruh, atraktif dab sensasional.
Ok. Selamat ulang tahun ke 50 Asrizal Nur, penghulu Rumah Seni Asnur Depok. Panjang umur dan tetap kreatif
. Shabas !