Rabu, 19 Februari 2025
HAMPIR setiap anak sekolah (paling kurang 1960-an – 1970-an) tergila-gila membuat catatan-harian yang disebut diary pada buku yang disebut ketika itu notes book, yang sebagian kawan saya menyebutnya atau membacanya dengan “notes buk” tanpa membaca dengan ejaan Inggeris - biasalah pada waktu itu di kampung menyebut sesuatu yang berbau Inggeris dalam tulisan aslinya, seperti kata tiger beer dibaca bir tiger, 7 (sevent) up dibaca tujuh up, dan lain-lain, kalau disebutkan akan memercik muka sendiri, he he.
Catatan-harian ketika itu biasanya ditulis pada sebuah buku kecil (buku saku) yang agak tebal, bahkan ada buku spesial untuk catatan-harian yang bahkan dapat dikunci sehingga tak mudah dibaca orang, namun, akhir-akhir ini anak-anak sekolah sudah jarang berminat untuk membuat catatan-harian.
Banyak catatan-harian (diary) yang sudah menjadi buku dan terkenal di dunia ini. Catatan-harian itu dapat saja berupa catatan bersifat kejadian pribadi, catatan kebudayaan, politik, dan sebagainya. Tennas Effendy banyak membuat dan menerbitkan buku dari mengumpulkan catatan-catatan yang terisa yang disebut oleh Al azhar sebagai “remah-remah kebudayaan”.
Junaidi Syam bersama Taslim F Datuk Mogek Intan membuat dua jilid buku kebudayaan, Trombo Rokan, Buku Besar Alam Manusia dan Budaya Melayu Rokan (2007), dan kebanyakan adalah dari catatan-catatan pak Taslim sebagai tukang Koba dan juga pengumpul remah-remah kebudayaan, terutama dalam ingatannya.
Jika begitu, barangkali, catatan harian dapat berupa ingatan, dan menjadi tradisi-lisan, karena tulisan adalah bentuk lain dari ingatan-ingatan yang tertulis dalam tubuh manusia (pikiran, otak, hati, jiwa, roh); bedanya hanyalah catatan yang ditulis dapat dibaca oleh semua orang, tetapi catatan yang ditulis dalam ingatan hanya ia sendiri yang dapat membacanya. Dan, jika catatan-harian itu berhubungan dengan suatu peristiwa pada waktu itu, maka akan berhubungann dengan sejarah dan akan bermanfaat untuk semua orang. Perhatikan catatan-harian Anne Frank yang mencatat siaran radio BBC tentang peristiwa perang dunia kedua:
“Selasa, 6 Juni 1944
My dearest Kitty,
“Sekarang hari H,” pengumuman BBC pukul 12.00. “Inilah harinya,” invasi telah dimulai!
Pagi ini pukul 08.00 British melaporkan hujan bom di Calais, Boulogne, Le Havre dan Cherbourg, begitu juga Pas de Calais (seperti biasa). Lebih lanjut, sebagai ukuran tindakan pencegahan untuk hal ini di daerah yang dikuasai, semua orang yang hidup dalam zona dua puluh mil dari pantai diperingatkan agar bersiap-siap karena akan terjadi serangan bom. Bagaimana mungkin, British akan menjatuhkan pamphlet-pamflet satu jam mendahului waktunya.”
Di antara ribuan, bahkan jutaan catatan-harian yang ditulis, ada tiga orang yang menulis catatan-harian, dua orang sudah menjadi buku, dan satu orang lagi belum.
Catatan-harian Pertama, Anne Frank; perempuan ini mulai menulis catatan-hariannya sejak 12 Juni 1942 dan berakhir 1 Agustus 1944. Mulanya, dia hanya menulis untuk dirinya sendiri, sampai kemudian dia mendengar sebuah pidato Gerrit Balkestein di stasiun radio London, yang berniat mengumpulkan pelbagai catatan-harian saksi sejarah penderitaan rakyat Belanda semasa penjajahan Jerman. Pidato itu mengilhami Anne Frank untuk menerbitkan buku berdasarkan catatan-hariannya, ketika perang telah usai. Maka, Anne mulai merevisi seluruh catatan-hariannya itu, sampai pada 1 Agustus 1944, dan tiga hari kemudian (4 Agustus 1944), delapan orang yang bersembunyi di Secret Annex ditangkap. Miep Gies dan Bep Voskuijl, dan dua orang sekretaris yang bekerja di gedung itu menemukan catatan-harian Anne yang berserakan di lantai, dan demi keamanan, mereka menyimpannya di laci meja hingga perang berakhir. Saat Anne meninggal, dia mewariskan buku (dami) yang berdasarkan catatan-hariannya itu kepada ayahnya, Otto Frank, hingga ketika Otto Frank meninggal-dunia ia mewariskan catatan-harian putrinya Anne Frank pada Jawatan Dokumentasi Perang Belanda yang berpusat di Amsterdam, sehingga kita membacanya sekarang. Buku yang berasal dari catatan-harian Anne Frank dengan judul berbahasa Inggeris The Diary of a Young Gir edisi definitive (The Definitive Edition), telah laku sebanyak 30 juta eksemplar, dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 60 bahasa.
Catatan-harian Kedua, adalah catatan harian Tengku Bagus, yang berisikan tentang politik kekuasaan kerajaan Siak Sri Indrapura, perselisihannya dengan saudara kandungnya dalam memperebutkan tahta kerajaan, dan akhirnya Belanda ikut campur-tangan. Tengku Bagus mengasingkan diri ke Bengkalis dan kemudian membuat catatan hariannya itu, dan oleh Hasan Junus sudah diterbitkan menjadi buku.
Catatan-harian Ketiga, Hasan Junus (almarhum), penulis buku kebudayaan, sastra dan juga penulis fiksi. Dalam bual-bual di kantor majalah Sagang ketika masih berkantor di komplek Riau Pos (sebelum tahun 2010), sering mengatakan bahwa ia setiap pukul 24.00, tengah malam, menulis catatan-harian yang berhubungan dengan dirinya, baik yang bagus maupun yang buruk. Semua peristiwa yang berhubungan dengan dirinya, termasuk jika berselisih pendapat (“berkelahi”) dengannya akan tercatat dalam catatan-harian itu, jadi jika catatan-harian itu dibukukan akan banyak hal-hal yang mungkin tidak disukai oleh orang yang ikut dalam selisih pendapat (“berkelahi”) dengan HJ itu. Dalam bual-bual setiap hari itu, Hasan Junus selalu mengatakan bahwa kalau ia meninggal, Zuarman pergi ke rumah dan ambil dalam komputer di file: HJ 1, Hj 2, Hj 3, dan HJ seterusnya. Peristiwa ini saya catat saja dalam hati, dengan beberapa orang saksi termasuk Dantje S Moeis. Sekarang, Hasan Junus sudah meninggal-dunia beberapa tahun yang lalu ketika tulisan ini dibuat, dan Zuarman Ahmad belum juga pergi ke rumah alm Hasan Junus untuk mengambil catatan-harian itu. Pertanyaannya: apakah catatan-harian Hasan Junus itu masih ada dan dapat diambil (di-copy), masih adakah komputer tentang file Hj 1 dan Hj seterusnya itu? Pertanyaan kedua, siapa yang mau menerbitkannya? Dan pertanyaan ketiga adalah tentang keingintahuan kita tentang isi catatan-harian Hasan Junus itu, seperti apakah catatan-harian yang ditulisnya setiap hari setiap pukul 24.00 tengah malam itu? Karena itulah, dalil tentang ingatan juga merupakan catatan-harian, tetapi bedanya adalah, ketika ingatan itu tidak ditulis dan dibaca oleh orang lain, maka catatan-harian dalam ingatan itu hanya akan menjadi misteri untuk dirinya sendiri saja. Jadi, biarlah menjadi misteri saja. ***