Notice: Undefined offset: 4 in /home/u6048245/public_html/erdeka/metadata.php on line 20
Buku Secangkir Kopi Sekanak dalam Runding Kreatif - Rida K Liamsi
 

Buku Secangkir Kopi Sekanak dalam Runding Kreatif

Sastra Sabtu, 03 Maret 2018
Buku Secangkir Kopi Sekanak dalam Runding Kreatif

(RP) - FIB-UNILAK. Buku kumpulan puisi berjudul “Secangkir Kopi Sekanak” karya Rida K Liamsi menjadi pilihan untuk dibedah dalam helat Runding Sastra tajaan Fakultas Ilmu Budaya Unilak dan Studio Seni Sagara FIB. Helat digelar di balai Rusunawa Universitas Lancang Kuning pada Jumat (2/3) sore. 

Di Runding Sastra edisi perdana tersebut, tampil sebagai pembicara Wakil Dekan I, Dr Junaidi dan budayawan Hang Kafrawi. Perundingan yang digelar berlangsung seru, baik dari sampaian materi sampai kepada antusias mahasiswa dan peserta runding sastra.

Rida K Liamsi dalam butir-butir pusi yang termaktub di dalam buku, terlihat semakin memperkokoh keMelayuannya. Kata demi kata, bait demi bait yang tertera merujuk kepada penggunaan bahasa Melayu arkaik. Ditambah dengan hampir semua puisi yang terkandung di dalam buku Secangkir Kopi Sekanak, berangkat dari spirit sejarah dan peradaban Melayu. Hal itu disampaikan salah seorang narasumber, Hang Kafrawi.

Disebut juga, kata demi kata terangkai dari bahasa Melayu, sesuai dengan tanah kelahiran Rida K Liamsi. Melayu memberikan kekuatan menulis puisi bagi Rida. Hampir semua tulisan karyanya, menunjukkan semangat cultural, membentuk nilai-nilai etnik melayu. 'Buku Secangkir Kopi Sekanak yang syarat dengan puisi bertema sejarah dan keagungan Melayu menunjukkan semakin memperteguh kecintaan Rida pada kultur Melayu yang telah membesarkannya,' Ujar Hang Kafrawi yang juga merupakan Kaprodi Jurusan Sastra Indonesia tersebut.

Sedangkan Dr Junaidi menjelaskan karya Rida K Liamsi, meskipun dikemas dengan bahasa Melayu namun nilai dan makna yang terkandug di dalamnya mengisyaratkan nilai-nilai manusia secara universal. Persoalan hidup dan kehidupan sejarah namun tak lepas dari konteks kehidupan pada hari ini apabila dikupas dan dianalisa lebih jauh.

“Begitulah seharusnya puisi ditafsir, dengan beragam sisi sehingga puisi itu tidak bermakna tunggal tapi tafsiran-tafsiran itu yang membuat sastra sampai hari ini terus bergairah. Karya Rida K Liamsi,  bagi saya adalah sorotan kehidupan secara universal yang disampaikan dengan pilihan-pilihan kata dan spirit peradaban dan sejarah Melayu, tafsiran dan makna yang terkandung inilah yang seharusnya kita temukan selaku pembaca,” jelas Junaidi.

Sementara itu, Runding Sastra sebagai program bulanan akan digelar terus menerus karena menurut ketua pelaksana, Aidil menyebutkan program ini akan disinergikan dengan program Kelas Sastra dari Stuido Seni Sagar FIB Unilak. “Program ini tentu saja menjadi penting karena sekaligus merupakan wadah mahasiswa untuk terlibat dan aktif serta akrab dengan hal-hal yang berbau sastra, baik itu diskusi sastra, pelatihan dan juga praktik penulisan sastra. Ini bisa jadi rangsangan bagi kami selaku mahasiswa untuk lebih giat dan fokus lagi dalam dunia kesusasteraan, sesuai dengan cogan Runding Sastra, Bijak Berbahasa, Akrab Bersastra,” jelas Aidil.