Percakapan Pagi di Istora

Puisi Kamis, 29 Maret 2018
Percakapan Pagi di Istora

Bung, lihatlah Arjuna , masih terus memanah ke barat
Siapa yang ingin dikalahkannya ?
Di barat hanya ada masa lalu
Tempat methahistoria mencatat  mimpi yang lapuk
Di barat waktu sudah berhenti bertanya
Dan hidup kehilangan pesonanya
Anak panahnya hanya memanah jejak
Puisi puisi penuh sesal dan luka yang tak dikehendak
Jejak cuma kenangan yang capas
Menimbun  harapan yang lepas


Seharusnya dia memanah ke Timur ke matahari terbit
Disana sang penjahit   mimpi berseloka
Tentang hari hari penuh pesona
Kesombongan yang sedang  menulis sejarah
Bendang waktu yang membuat semua berlari
Seperti kata kata yang tak berhenti menari dan menjadi puisi


Bung , di arena  hanya ada pekik dan keringat  Kalah dan menang dan sejarah terkadang menyakitkan
Aku tak lagi menemukan jejakmu di situ
Meski pun pada shutlecook  sepasang lansia
yang sedang merawat cinta.


 
Kikik dan lenguh  di  udara pagi 
Di aspal   basah dan bau parfum yang lembab Aku hanya menyaksikan waktu   menghapus  jejak mu.
Di arca dan kuku Bima waktu telah jadi batu
Dan aromanya seperti  bau sesiapa yang berkuasa ketika itu
Semua telah jadi  seteru



2016 /2017/2018