Minggu, 08 Desember 2024
Abu Abdillah menangis di puncak Bukit
Memandang Granada tenggelam dalam duka
Air matanya menganak sungai
Jauh menyusup ke celah celah ngarai
Membayangkan Ferdinand dan Isabella
Bergandeng tangan memasuki Alhambara Menghapus semua jejak Islam di sana
Dia tak berdaya
: Wahai Tarik bin Ziyad, maafkan aku Panglima.
Aku bodoh dan lemah
Tak berdaya mempertahankan Granada
Negeri yang kau rebut dengan darah dan airmata .
Aku lupa saat kau bakar semua bahtera
Saat kau dan prajuritmu menghunus pedang
Bertempik : Tak ada jalan pulang
Aku pun tak berdaya saat menyerahkan kunci gerbang kota
Aku kalah dan terusir seperti sampah dihantui rasa bersalah
Abu Abdillah menangis di puncak bukit
Bukit tangisan Arab terakhir di Granada
Ibunya meraung penuh luka
: Menangislah kau Bani Amar seperti perempuan
Tak berdaya menpertahankan negeri
Sebagaimana pekerjaan para lelaki
Lihatlah sungai yang mengalir sansai
Air mata kekalahan para penguasa
Yang dibutakan nafsu dan keserakahan . Kekuasaan yang melupakan sejarah .
Sejarah Tarik Bin Ziyad , Panglima perkasa
Penakluk Andalusia , jantung Eropa
Abu Abdillah memandang puncak Alhambra
Dalam pelarian kembali ke Afrika
Membayangkan murka sejarah dari sisa
bahtera perang yang jadi karang
: Kalian jadi bangsa yang kalah karena serakah dan melupakan sejarah. Bangkitlah !
Granada tenggelam dalam kisah Abu Abdillah
Tapi Islam tak berhenti membuat sejarah
Angin Laut Tengah seperti pisau mendesau di sauk dan ciau. Membuat bani Othmani memendam risau
Di puncak haluan Al Fatih mengangkat teropong
Mengusung resa menyeberang Iberia
: Pasang meriam , lunasi hutang
Elang elang terbang dan mengirim kabar
Constantinopel resah , tenggelam dalam gemetar
Harum bau setanggi dan raung suara dayung
Laksana zikir yang membelah jazirah
Dan Byzantium pun menyerah
Eropa kembali membuka peta
Menyusur jejak rempah rempah
Mencari helah menghapus luka
Menyimpan dendam , mengatur siasah
Setelah Columbus, setelah Marcopolo,
Setelah perang salib yang penuh darah
: Itu Melaka jantung negeri Moor. Rebutlah !
Rebut selat , rebut semenanjung, dan genggam Asia
Meriam berdentum dan Melakapun menyerah
Seperti Abu Abdillah , Mahmud pun melupakan sejarah
Sejarah Parameswara pendiri Melaka
Sejarah Mansyursyah penakluk tahta dengan cinta
Sejarah Hang Tuah yang membangun Melayu dengan marwah
Inikah Padah ?
Di sebuah bilik di ujung hari
Seorang penyair menyimpan puisinya dalam memori
: Yang melupakan sejarah akan kalah
2/1/2018
— catatan setelah menonton video hari-hari terakhir Andalusia di Eropa