Digagas Tugu Peringatan Kekerasan Jurnalis

Jurnalistik Selasa, 13 November 2012
Digagas Tugu Peringatan Kekerasan Jurnalis

PEKANBARU (RP) - Kota Pekanbaru diguyur hujan sepanjang Senin (12/11) malam tadi. Namun kegiatan ‘’Malam Solidaritas Wartawan’’ yang diisi dengan acara baca puisi dan pagelaran seni berjalan khidmat, bahkan ‘menggelegar’ di pendopo Anjung Seni Idrus Tintin, Purna MTQ, Pekanbaru.

Pada kegiatan dengan tema ‘’Save Journalist; Hentikan Kekerasan Terhadap Wartawan’’ tersebut, dihadiri puluhan budayawan, seniman, dan pemimpin redaksi (Pemred) seluruh media di Pekanbaru. Serta rekan-rekan wartawan media cetak maupun elektronik.

“Dengan acara ini, kita masih berharap ada kejelasan tentang proses hukum terkait kekerasan terhadap wartawan. Yang dilakukan pihak TNI AU beberapa waktu lalu saat jatuhnya pesawat tempur,” ujar Ketua Solidaritas Wartawan untuk Tranparansi (Sowat), Syahnan Rangkuti dalam prolognya mengawali acara.

Hadir malam tadi beberapa budayawan Riau, sebut saja Rida K Liamsi, Yusmar Yusuf, Fakhrunnas MA Jabbar, Kazzaini KS, Eddy Ahmad RM.

Juga turut hadir dan membacakan puisi tokoh masyarakat drh Chaidir. Lalu terlihat juga Ketua PWI Riau Dheni Kurnia, Ketua AJI Pekanbaru Ilham M Yasir, Ketua IJTI Riau Yusril Ardanis, dan Ketua PFI Riau Melvinas.

Beberapa Pemred media juga ikut meramaikan seperti Raja Isyam Azwar (Riau Pos), Bambang Suwarno (RTV), M Nazir Fahmi (Pekanbaru Pos), Ahmad Rodhi (Metro Riau), Taufik Hidayat (Koran Riau), Tun Akhyar (Vokal), Maswandi (Kepala Biro Antara), dan puluhan jurnalis.

Selain malam baca puisi dan seni tersebut. Acara malam tadi diawali dengan monolog dari Fedli Azis dengan Gelombang Sunyi. Dan berturut-turut para hadirin membacakan puisi. Serta ada penampilan musik dari Belacan Aromatik.

Yang menarik, pada kegiatan tersebut, orasi dari Yusmar Yusuf menyampaikan usul untuk membuatkan sebuah tugu di lokasi kejadian kekerasan terhadap wartawan oleh oknum TNI AU beberapa waktu lalu.

Yusmar usul agar ada sebuah peringatan kedepannya supaya tidak terjadi lagi kekerasan terhadap wartawan di Bumi Lancang Kuning ini.

Usulan Yusmar ini spoantan disambut oleh panitia dan langsung berinisiatif mendari dukungan kepada para undangan yang hadir pada pada kesempatan tersebut.

Aksi spontan tersebut, rupanya disambut antusias. Panitia juga mengisyaratkan untuk menggelar acara serupa lebih lanjut.

Proses acara yang berlangsung khidmat tersebut dimulai dengan pembacaan puisi pada sesi pertama dari Musthamir Thalib. Dilanjutkan Edi Ahmad RM yang membacakan sajak. Lalu giliran H Rida K Liamsi yang membacakan puisi.

Ia berkesempatan membawakan sajak ‘’Jebat’’, yang berisi tentang solidaritas seorang insan dalam masyarakat, sajak kedua berjudul ‘’Tangan’’ sebagai simbol perlawanan, dan sajak ketiga berjudul ‘’Episode I’’.

Lalu penampilan musik dari Belacan Aromatik pimpinan Matrock yang cukup menghibur. Dilanjutkan lagi dengan pembacaan puisi oleh Kunni Masrohati, Syaukani Al Karim, Lalu Yusril Ardanis membacakan sebuah puisi, dan dilanjutkan dengan Dheni Kurnia.

Lalu, dilanjutkan orasi dari Yusmar Yusuf yang sangat memberikan pencerahan. Disambung dengan Kazzaini KS membacakan puisi.

Dilanjutkan Fakhrunnas MA Jabbar. Lalu, giliran Raja Isyam, yang dilanjutkan Hang Kafrawi, Taufik Hidayat, dan Temul Amsal, lalu Amnesa Aryana menampilan tari tunggal.(egp)