Temu Pemred Riau Pos Group 2015

Redaksi Jantungnya Bisnis Media

Jurnalistik Sabtu, 06 Juni 2015
Redaksi Jantungnya  Bisnis Media
POS FOTO BERSAMA: Chairman Riau Pos Group H Rida K Liamsi foto bersama dengan para pimpinan media di acara Temu Pemimpin Redaksi Riau Pos Group di ruang rapat Graha Pena Riau, Jumat (5/6/2015). DEFIZAL/RIAU

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Maju dan besarnya sebuah usaha dan bisnis media terletak pada jantungnya. Jantung yang membesarkan ini adalah redaksi. Redaksi yang meracik berita. Berita pula yang dijual pada masyarakat. Pada masa sekarang, berita bukan lagi peluru, namun ia adalah komoditas.

Pentingnya peran redaksi ini tak terbantahkan. Perubahan dan pertumbuhan media, pijakan pertamanya haruslah dari redaksi.

Sebagai grup media terbesar di Sumatera, Riau Pos Group (RPG)menyadari ini. Duapuluh dua pemimpin redaksi media cetak, sembilan media online dan tiga media televisi menggelar pertemuan di Graha Pena Riau, Jumat-Sabtu (5-6/6).

Selain dihadiri 34 pemimpin redaksi media di bawah naungan RPG, pertemuan ini menghadirkan Chairman RPG Rida K Liamsi, CEO RPG Makmur SE Ak MM, Kepala Divisi Regional (Divre) RPG Pekanbaru Yurmalis Khatib dan Wakil General Manager Riau Pos M Nazir Fahmi. Sementara narasumber dari ekternal adalah Plt Gubernur Riau Ir H Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi dan Managing Director April Indonesia, Tony Wenas.

Kepada para pemimpin redaksi, Chairman RPG menekankan pentingnya penguatan redaksi serta membangun sinergitas di antara seluruh anggota grup dalam penyajian berita yang tampil beda.

‘’Jantung dari bisnis media tetaplah divisi redaksi. Seluruh perubahan selama 25 tahun kita berdiri terjadi di jantungnya,’’ kata Rida.

Ia menyampaikan, media tetaplah menjual berita yang layak dan menarik minat pembaca. Dalam bekerja, Rida menekankan agar tetap berpegang pada filosofi yang sejak Riau Pos berdiri selalu ditaati.

‘’Filosofi bisnis kita itu kerja keras, tumbuh bersama dalam kebersamaan. Harus saling membantu perusahaan dalam grup. Kita tidak bisa hebat kalau prinsip itu tidak dipegang dengan baik,’’ tegasnya.


Yang terpenting, dalam penerbitan koran dan berita, Chairman RPG ini mengingatkan agar berita harus bisa menginspirasi masyarakat dan memberikan harapan baru.

Ini pun ditegaskan CEO RPG Makmur dalam pertemuan itu. Makmur menyebutkan, media yang ada di bawah RPG harus terus meningkatkan kualitas produknya.

RAPP Luncurkan SFMP 2.0
Sementara Managing Director April Indonesia, Tony Wenas yang menjadi pemateri dalam sesi siang kemarin memaparkan, terobosan baru yang dilakukan April dalam industri kehutanan Indonesia. Terobosan ini bernama Sustainable Forest Manajemen Policy (SFMP) 2.0 dengan titik berat memaksimalkan produksi dengan izin pengelolaan hutan yang ada.

‘’Update terakhir, kami dua hari lalu meluncurkan program baru SFMP 2.0. Ini loncatan besar bagi industri kehutanan di Indonesia,’’ kata Tony.

Dipaparkannya, dengan keperluan produk kehutanan yang diprediksi meningkat tajam hingga 237 persen pada 2050 nanti, industri pulp di Indonesia akan menghadapi tantangan dan peluang.

‘’Jumlah penduduk dunia akan meningkat sangat signifikan. Begitu juga keperluan,’’ sebutnya.

Saat ini Indonesia berada pada peringkat sembilan negara produsen kertas. Berbeda dengan negara lain yang jumlah pemainnya puluhan, Indonesia didominasi oleh dua perusahaan penghasil kertas.

‘’Indonesia menghasilkan 7 juta ton dari 179 ton total produksi kertas dunia tahun 2013. Ini dari dua perusahaan,’’ ucapnya.

SFMP 2.0, ungkap Tony, pada dasarnya adalah komitmen untuk menyeimbangkan konservasi dan penanaman dengan pertimbangan kondisi saat ini dan di masa depan.

‘’Di satu sisi, kebijakan negara untuk moratorium izin kehutanan kami mendukung. Untuk izin baru tidak ada, izin yang ada mari kita maksimalkan. Tingkatkan produktivitas, ini yang kami lakukan. Ini menunjukkan April sebagai mitra pemerintah dalam industri kehutanan kuat dan berkelanjutan,’’ paparnya.

Di Indonesia, untuk lokasi kerja di Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan April sudah menginvestasikan modal sebesar 6 miliar dolar AS pada lahan seluas 1.750 hektare. Di sini berdiri produksi untuk pengolahan dari hulu sampai hilir. Mulai dari bahan mentah kayu hingga menjadi kertas.

‘’Di era globalisasi kita harus cepat dan cerdas bersaing. Dengan mengerjakan dari hulu ke hilir, kita menciptakan produk yang lebih baik,’’ paparnya.

April sendiri dari produksi kertas di Indonesia sudah menjual ke sekitar 70 negara. Ini akan bertambah lagi nantinya menjadi 85 negara. Untuk menggenjot produksi, saat ini juga mereka sedang membangun pabrik kertas ketiga untuk menambah produksi 250 ribu ton per tahun. Investasi pabrik baru ini tak kurang dari Rp4 triliun dan ditargetkan berproduksi September 2016.

Dalam perannya pada industri kehutanan, Tony menyebut, April mempunyai komitmen yang jelas. Menjalankan industri terintegrasi dan memberikan nilai tambah.

‘’Komitmen April untuk meniadakan deforestasi dalam seluruh rantai pasokan kayu. Artinya tidak akan ada lagi pembukaan lahan di daerah gambut berhutan,’’ sebutnya.

Sejak 15 Mei 2015 pula, April juga sudah melakukan moratorium penggunaan kayu untuk produksi kertas dari hutan alam.

‘’Sebelum menebang hutan, kami menilai dahulu konservasi di suatu hutan. Kini ditambah lagi dengan high carbon stick. Jika tinggi tidak kami buka,’’ imbuhnya.

Tony menekankan, pengelolaan hutan adalah hal yang penting. Namun di balik itu lebih penting lagi bagaimana berinvestasi di bidang kemasyarakatan. ‘’Contohnya, fokus kami pada bidang kesehatan dan pendidikan. Kami latih 3.400 petani, hasilnya baik. UKM juga sudah tercipta 2.000 lebih. Beasiswa kami berikan pada 2.000 orang dan penciptaan lapangan kerja bagi 90 ribu orang,’’ ujarnya.(ali)