Yayasan Jembia Cari Budayawan Pilihan

Budaya Sabtu, 28 Oktober 2017
Yayasan Jembia Cari Budayawan Pilihan

Penerima Anugerah Jembia Emas 2017

TANJUNGPINANG – Yayasan Jembia Emas mencari budayawan atau seniman pilihan asal Kepulauan Riau untuk masuk daftar 10 nomine penerima Anugerah Jembia Emas 2017. Pembina Yayasan Jembia Emas, Rida K Liamsi mengutarakan, anugerah ini adalah sebuah komitmen tinggi Tanjungpinang Pos Group untuk menjadikan kebudayaan sebagai bidang utama program kemitraan dan bina lingkungan (CSR) selama perusahaan media ini berdiri.

”Karena group-corporate ini tumbuh dan berkembang di Kepulauan Riau, Bunda Tanah Melayu, jantung kebudayaan Melayu. Jadi semacam tanda terima kasih Tanjungpinang Pos Group kepada Kepulauan Riau yang telah membesarkannya,” ungkap Rida, kemarin.

Bukan tanpa alasan jika Tanjungpinang Pos Group tunak pada bidang kebudayaan. Rida menyebutkan, kebudayaan sebagai bidang kehidupan yang didukungnya secara total karena bidang ini belum banyak yang memperhatikannya.

Padahal, kata Rida, nantinya kebudayaanlah yang akan menjadi tiang sandaran perkembangan poros maritim dan wisata Kepulauan Riau. ”Untuk itulah Yayasan Jembia Emas ini ada. Kebudayaan Melayu adalah warisan sekaligus modal terbesar Kepulauan Riau ini untuk maju. Dan dari waktu ke waktu, kepercayaan dan komitmen Tanjungpinang Pos Group kepada kebudayaan tidak pernah akan berubah,” tegas Rida.

Terpisah, Direktur Yayasan Jembia Emas, Ramon Damora menyatakan, anugerah ini diberikan kepada mereka yang telah berdedikasi besar dan punya loyalitas tinggi dalam merawat dan membangun kebudayaan Melayu. ”Yang dengan percaya dan sekaligus berani menempuh laku hidup kebudayaan yang sebenarnya sunyi ini,” ungkap Ramon.

Sebab itu Yayasan Jembia Emas, kata Ramon, memberikan kesempatan kepada masyarakat luas, boleh secara personal atau kelembagaan, mengajukan nama yang sekiranya memenuhi kualifikasi sebagai nomine penerima Anugerah Jembia Emas. Nama yang diusulkan adalah budayawan atau seniman yang masih hidup, berstatus sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), yang tinggal dan menjalani proses kreatifnya di Kepulauan Riau.

Kemudian juga telah menyatakan kesediaannya untuk dinominasikan yang dituangkan dalam surat pernyataan. Lalu nama yang diusulkan juga haruslah seorang budayawan atau seniman yang punya karya. Untuk hal ini, Ramon menjelaskan, karya tersebut mesti hidup di tengah-tengah masyarakat. Berpengaruh sekaligus menggerakkan. Juga dijadikan rujukan pembelajaran serta inspirasi bagi karya-karya lain sesudahnya.

”Jadi bisa saja dia seorang budayawan, sastrawan, musisi, penari, perupa, dramawan, peneliti kebudayaan, atau pun pelestari kebudayaan lain,” ujar Ramon. Kualifikasi lain, sambung Ramon, adalah ketunakan. Maksudnya, sepanjang hidupnya budayawan atau seniman ini senantiasa berkarya.

Bukan sekadar menciptakan sebuah kesenian, melainkan juga ikut berdedikasi dalam regenerasi dan pewarisan khazanah kebudayaan bagi generasi yang lebih muda. Yang tidak kalah penting, budayawan atau seniman yang diajukan haruslah mereka yang berprestasi. Artinya, karya-karyanya diakui secara lokal, nasional, bahkan global.

Dan kualifikasi terakhir adalah berkontribusi. Budayawan atau seniman yang diajukan adalah mereka yang secara nyata ikut berkontribusi dalam kemajuan pembangunan kebudayaan dan kesenian di Provinsi Kepulauan Riau. ”Bila memang ada nama yang memenuhi kualifikasi tersebut, Yayasan Jembia Emas membuka pintu pendaftaran selebar-lebarnya melalui e-mail jembiatanjungpinangpos@gmail.com hingga tanggal 15 November mendatang,” kata Ramon.

Ada uang tunai sebesar Rp 25 juta bagi budayawan atau seniman pilihan penerima Anugerah Jembia Emas 2017 yang akan diumumkan pada 16 Desember mendatang itu. Diakui Ramon bahwasanya besaran uang tersebut tidak dapat mengganti keringat atas usaha menjaga serta membangun kebudayaan di Kepulauan Riau. Namun setidaknya diharapkan bisa menjadi semacam pemantik gairah agar semakin giat dan tunak dalam berkarya dari waktu ke waktu.

”Sama seperti yang disampaikan Datok Rida, Anugerah Jembia Emas ini hanya sebuah cara kecil yang kami tahu untuk mengucap terima kasih atas dedikasi dan loyalitas untuk membangun kebudayaan,” pungkas Ramon. (tih)