Gubri Jamu Penyair di Balai Pauh Janggi

Budaya Senin, 26 September 2011
Gubri Jamu Penyair di Balai Pauh Janggi

PEKANBARU(RP)- Selain pembacaan puisi dan essay dilakasanakan di istana Siak Sri Indrapura, candi Muara Takus, FIB Universitas Lancang Kuning, temu penyair Asean-Korea Selatan Poets Literature Festival (KAPLF) 2011, juga dilaksanakan di tempat terhormat. Bahkan rencananya, temu penyair yang berlangsung 25-29 Oktober akan dibuka di komplek kediaman Gubernur, sebuah tempat yang elok bernama Balai Pauh Janggi.


Budayawan Riau DR Tennas Effendi menjelaskan, Balai Pauh Janggi merupakan tempat yang elok nan terhormat. Nama “Pauh” merupakan nama buah-buahan yang manis dan lezat. Tumbuh dan hidup di kayangan singasana kerajaan. Sedang “Janggi” berarti kuat dan bermartabat. Artinya, orang-orang yang duduk di dalamnnya pada suatu acara merupakan orang-orang yang memiliki kekuatan, kelebihan dan kesempurnaan serta memiliki nilai-nilai sakral.

Perpaduan Pauh Janggi ini semakin memperkokoh makna filosofi jika, balai acara itu berlangsung merupakan tempat kehormatan dan memang untuk tamu terhormat. Dikatakan istilah Pauh Janggi itu hanya terdapat di singgasana kerajaan. Tempat itu hanya diperuntukkan untuk tamu kerajaan dan juga pertemuan dari raja-raja.

"Tidak salah panitia memilih tempat itu, karena dari kelayakan sudah memadai, ditambah makna yang tersirat dari nama balai itu," ujarnya Tenas panjang lebar.

Pada temu penyair tersebut, Gubernur Riau HM Rusli Zainal juga ambil bagian dalam pembacaan puisi, bersama Presiden Penyair Indonesia asal Riau Sutardji Calzoum Bachry dan peserta lainnya. Pembacaan puisi oleh Rusli mengawali pembukaan acara festival yang berlangsung, Selasa (25/10) malam.

Menurut Kepala Biro Humas Pemprov Riau Chairul Riski, Gubernur Riau HM Rusli Zainal merupakan peserta kehormatan dalam acara ini. Pembacaan puisi itu merupakan rangkaian dari temu penyair yang diselanggarakan oleh Yayasan Sagang. Namun sebelum pembacan itu di mulai, Pemprov Riau melakukan jamuan makan malam bagi peserta.

"Insyallah, Pak Gubri nanti membacakan pusi buat masyarakat Riau dan para peserta," kata Riski, Sabtu (24/9) di Pekanbaru. Membaca puisi sebut Riski bukan hal yang baru bagi Pak Gubernur. Dalam pertemuan kebudayaan dan kesenian, Ia ikut membacakan puisi, seperti: bersama Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2007 pada saat HUT harian Jurnal Indoensia di Jakarta, kemudian pada Malam Puncak "Pekan Presiden Penyair" 2007 dan lainnya.

Gubernur katanya, senang dengan kesenian dan kebudyaan. Sebagai orang nomor satu di Riau ini, memiliki tekat dan juga cita-cita besar mewujudkan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu se-Asia Tenggara.

Pertemuan penyair ini katanya lagi merupakan promosi bagi Riau untuk memperkenalkan kebudayaan dan kesenian Melayu, karena dari sini merupakan sumber utamanya. Selama ini bisa jadi penyair mengetahui dari referensi namun pada pertemuan kali ini dapat melihat secara langsung. Adapun persiapan helat itu tinggal menghitung hari lagi, namun pada prinsipnya Pemprov siap dan mendukung penuh acara itu.

Dari roundown acara yang disiapkan panitia, pada sesi pembukaan acara ini dilakukan penandatanganan MoU antara Majalah SAGANG dengan Majalah SIPYUNG,Peluncuran buku: Directory Book: Malay As World Heritage on Stage , antologi puisi “ Becoming After Seoul “ , Antologi Puisi “ Sound of Asia “ dan “ Sagang Special Edition “ 2011, serta special performance (Malay traditional song/ muzic /dance ) dan Pembacaan Gurindam XII.(aal)