SELURUH PESERTA KAPLF SUDAH TIBA

Budaya Selasa, 25 Oktober 2011
SELURUH PESERTA KAPLF SUDAH TIBA
Direktur KAPLF Rida K Liamsi berbincang dengan beberapa penyair Korea di antaranya dari kiri Ko Hye Ong Ryeol (Presiden Penyair Korea), Ms Chua Su Ho, dan Ms Lee Kyeong Im, Senin (24/10/2011). (Foto: cf1/said mufti/riau pos)

PEKANBARU (RP)- Seluruh peserta pertemuan penyair Korea-ASEAN atau Korean-ASEAN Poets Literature Festival (KAPLF) II, Senin (24/10) malam sudah tiba di Pekanbaru. Terakhir, rombongan para penyair dari Korea dan negara-negara ASEAN yang tiba di Bandara SSK II Pekanbaru, pukul 20.30 WIB.

Peserta dari Korea seperti Ko Hyeong Ryeol, Lee Kyeong Im. Sementara dari Malaysia, Marsino No, Rahimidin Zahari dan Zefri Arif. Sementara dari Vietnam terdiri dari Nguyen Huang Doc, Maung Pyiyt Minn (Burma), Michael Coroza (Filipina), Nick Rakib (Thailand), Hasyim bin Haji Abdul Hamid (Brunei Darussalam), Isa Kamari (Singapura) dan Gunawan Muryanto serta Sutardji Calzoum Bachri (Indonesia).

Kedatangan mereka langsung disambut Direktur KAPLF II, H Rida K Liamsi didampingi Sekretaris Panitia H Sutrianto, sejumlah panitia lainnya yang memang sudah menunggu kedatangan para peserta.

Di antara beberapa tokoh penyair skala nasional yang hadir adalah Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, Dimas penyair asal Jambi, serta beberapa tokoh penyair lainnya. Namun untuk malam tadi, belum ada kegiatan. Para peserta langsung menuju penginapan yang sudah disediakan panitia di Hotel Labersa.

Usai melaksanakan jamuan makan malam di Hotel Labersa, panitia sedikit melakukan perkenalan dengan kalangan penyair asal Indonesia, Korea serta para peserta dari negara-negara ASEAN. Di antaranya adalah Sutardji Calzoum Bachri, Husnu Abadi, Marhalim, Dimas, Eddy Ahmad RM, Fakhrunnas MA Jabbar, Asrizal Nur, Kazzaini Ks, Al Azhar serta Direktur KAPLF II H Rida K Liamsi serta CEO Riau Pos Media Group H Makmur SE Ak MM.

Untuk Selasa (25/10) paginya, peserta akan langsung dibawa keliling ke perusahaan minyak raksasa Chevron dan Universitas Lancang Kuning (Unilak).

Para peserta akan membacakan esai serta beberapa kegiatan dan tempat yang akan diikuti seluruh peserta hingga 29 Oktober mendatang. Meski pertemuan dan saling kenal-mengenal antara peserta berlangsung singkat, namun pertemuan yang dipandu Dekan FIB Unilak, Dr Junaidi itu berlangsung penuh kekeluargaan.

Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri menilai kalau pertemuan para penyair Korea-ASEAN memberi poin positif. Saling bertukar kebudayaan, meningkatkan solidaritas dan kekeluargaan tentunya.

Menurutnya, pertemuan kalangan penyair ini bisa sebagai jembatan antara Korea dan negara-negara ASEAN. ‘’Kebudayaan bisa menyatukan itu,’’ ujarnya.

Selain itu, pertemuan ini memberikan arti harga seorang manusia, memberikan maknanya di bumi sebagai manusia yang hidup di dunia. Selama ini, orang melihat itu dari segi politik dan ekonomi, padahal dengan budaya bisa dilakukan.

Dengan pertemuan ini juga, akan timbul saling menginspirasi sehingga memperkaya kreatifitas mereka dalam melahirkan karya-karya dan pengenalan kultural.   

Menurut seniman Riau, Yoserizal Zen, syair seperti rajawali kesenian. Pertemuan ini sangat tepat bagi Riau sebagai tuan rumah. Ini sesuai dengan Visi Riau, ‘’ingin menjadi pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara’’.

Pertemuan ini juga merupakan langkah awal menjadikan Riau sebagai gerbang sastra ASEAN.

Begitu juga dengan kegiatan melihat langsung sepuluh ikon sejarah budaya di Riau. Misalnya, Candi Muara Takus di Kampar yang merupakan salah satu candi tertua di Indonesia sebagai simbol agama Hindu dan berkembang di Riau.

Selanjutnya, mengunjungi Istana Siak Sri Indrapura yang notabene juga merupakan simbol kebudayaan Melayu yang pernah jaya dulunya.

‘’Ini akan memberi nilai tambah bagi Riau. Saya kira, Riau wajar berterima kasih dengan Pak Rida (Rida K Liamsi, red) yang sudah menggagas pertemuan ini,’’ ujar Yoserizal. Karena itu, menurutnya, pertemuan penyair Korea-ASEAN harus terus berkelanjutan di tingkat Negara Korea-ASEAN untuk mengembangkan seni sastra antar negara tetangga.

Dimas, salah seorang penyair asal Jambi menilai, pertemuan ini sangat baik terus dilakukan.

Di Tanah Air, memang sudah dilakukan beberapa kali pertemuan penyair se-Indonesia dan dia ikut beberapa kali.

Hanya, untuk Riau kali ini bertepatan dengan pertemuan penyair Korea-ASEAN. Dimas menilai panitia sangat baik memanfaatkan momen pertemuan kalangan penyair ini. Karena, berbagai potensi yang dimiliki Riau ikut dipromosikan pada kalangan peserta yang hadir selama di Riau.(dac)