Selasa, 08 Oktober 2024
PEKANBARU(RP)-Sekretaris Temu Penyair Korea-ASEAN Poets Literature Festival (KAPLF II) Sutrianto memastikan 50-an penyair ternama akan hadir di malam puncak penyerahan Anugerah Sagang ke-16, Jumat (28/10) malam di Hotel Pangeran Pekanbaru. Artinya, acara anugerah tahunan Yayasan Sagang kali ini lebih istimewa sebab dihadiri penyair-penyair ternama asal Korea Selatan, negara-negara ASEAN, dan penyair-penyair Indonesia.
Kehadiran para penyair tersebut tentu menjadi nilai tambah bagi perayaan Anugerah Sagang tahun ini. Sebab pada acara itu mereka juga bisa menyaksikan berbagai pagelaran kesenian, terutama seni Melayu Riau seperti sastra, tari, dan musik. Paling tidak, malam itu pengetahuan dan pengalaman mereka akan bertambah, tentang kebudayaan dan tradisi Melayu. Agenda menghadirkan mereka di sana juga menambah kegairahan perayaan Anugerah Sagang.
‘’Kami memang sengaja menghadirkan para penyair-penyair ternama tersebut di malam Anugerah Sagang. Khusus untuk pagelaran kesenian dan prosesi perayaan Anugerah Sagang tahun ini diisi mahasiswa Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR), sebuah kampus seni kedua di Sumatera,’’ ungkap Sutrianto.
Ditambahkannya, sebagai salah satu institusi budaya, Yayasan Sagang memang konsen dalam memelihara dan mengembangkan kebudayaan dengan cara menggelar acara-acara kesenian dan memberikan penghargaan kepada para seniman/budayawan, jurnalis dan sebagainya. Selain menerbitkan majalah budaya Sagang dan menerbitkan buku-buku sastra lokal. Dalam tahun ini, Yayasan Sagang menggelar dua agenda yakni Anugerah Sagang ke-16 dan KAPLF II yang berlangsung, 25-29 Oktober di tiga kabupaten/kota yakni Pekanbaru, Kampar dan Siak.
KAPLF II sendiri merupakan agenda yang cukup besar karena dihadiri para penyair besar di negaranya masing-masing dan khusus untuk Riau, panitia memilih lima penyair antara lain Taufik Effendi Aria, Marhalim Zaini, Jefri al Malay, M Badri dan Budy Utamy. ‘’Kurator Riau menunjuk kelima penyair ini tampil di KAPLF II dan diharapkan mereka tampil maksimal, baik dalam membaca puisi maupun esai,’’ jelasnya panjang lebar.
Sebagai ilustrasi, selain menghadiri malam penyerahan Anugerah Sagang, para penyair akan dibawa ke berbagai tempat yang menjadi ikon Riau. Di Kota Bertuah Pekanbaru mereka dibawa ke Balai Pauh Janggi (komplek kediaman Gubernur Riau), Pasar Bawah atau Pasar Wisata, Pondok Patin HM Yunus, Pustaka Wilayah Soeman Hs, Gedung Lantai Sembilan, gedung teater tertutup Anjung Seni Idrus Tintin, rumah makan Pondok Melayu serta kawasan perusahaan minyak yakni Chevron.
Selain itu, para penyair juga akan dibawa ke Kampar di Candi Muara Takus yang merupakan salah satu candi tertua di Indonesia. Di sini, mereka akan disuguhi berbagai pertunjukan kesenian tradisional seperti dondong, malalak dan lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga akan dijamu dengan makan Bajambau dengan Basiacuang (petatah-petitih) oleh ninik mamak 13 Koto Kampar. Jadi selain membaca puisi berlatar candi mereka juga mendapat kesan dari pelaksanaan acara.
Tidak hanya itu, peserta akan di bawa dari Hotel Labersa (tempat penginapan) ke Siak untuk membacakan puisinya di Rumah Panjang yakni salah satu bangunan yang terletak dalam komplek Istana Siak Sri Indrapura. Menariknya, untuk menuju Siak, peserta dibawa menggunakan jalur air lewat pelabuhan Sungai Duku menggunakan speedboat dan pulang ke Pekanbaru melalui jalan darat. Sesampainya di Siak, peserta dibawa menggunakan becak dari pelabuhan menuju istana. Setelah membaca puisi dan esainya, mereka juga akan dijamu dengan makan berhidang ala Siak.
‘’Semoga semua penyair yang tergabung di KAPLF II senang dan mendapatkan kesan mendalam sehingga mampu menghasilkan karya-karya sastra yakni puisi terbarunya dengan latar dan nuansa Melayu Riau,’’ ungkap Sutrianto mengakhiri.(fed)