Menyongsong Puncak Pekan Hari Puisi Indonesia 2013

Berhadiah Puluhan Juta, Dimeriahkan Penyair Top

Budaya Rabu, 24 Juli 2013
Berhadiah Puluhan Juta, Dimeriahkan Penyair Top

JAKARTA (RP) - Banyak negara memiliki hari puisi sebagai spirit kebangsaan, seperti AS, Cina, Malaysia, hingga Vietnam.

Bahkan, UNESCO mencanangkan, setiap 21 Maret adalah Hari Puisi Dunia. Ironisnya, Indonesia, negara yang didirikan oleh puisi pendek bernama Sumpah Pemuda malah belum memiliki hari puisi.

Bangsa Indonesia sudah seharusnya memiliki Hari Puisi Indonesia sebagai negara yang berkebudayaan luhur dan dilahirkan oleh puisi sebagai spirit kebangsaan.

Pada 22 November 2012 diperkarsai oleh Rida K Liamsi sebagai salah seorang inisiator dan didukung oleh penyair dari Aceh hingga Papua mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia di Pekanbaru.

Deklarasi dibacakan Presiden Penyair, Sutardji Calzoum Bachri didampingi 40 penyair se Indonesia dan diorganisir oleh Asrizal Nur (Yayasan Panggung Melayu), Kazzaini Ks (Dewan Kesenian Riau) dan beberapa Komunitas Sastra lainnya.

Pada Deklarasi Hari Puisi tersebut disepakati dirayakan tiap tahunnya pada tanggal 26 Juli, diambil dari hari lahir Chairil Anwar sebagai apresiasi dan penghargaan atas dedikasi kepenyairannya pada kebangkitan puisi modern dengan semangat kebangsaan.

‘’Puisi harus kembali diperkuat menjadi akar budaya bangsa, menjaga akal budi, dalam carut marut kondisi politik dan hiruk pikuk kemerosotan moral bangsa, Indonesia mesti kembali ke akar budayanya yang adiluhung bernama puisi,’’ ujar Asrizal Nur, Ketua Penyelenggara Pekan Puisi Indonesia.

Asrizal menambahkan, mantan Presiden Amerika Jhon Kennedy pernah berkata apabila politik itu bengkok maka puisilah yang meluruskannya.

Sebagai upaya untuk memasyarakatkan sastra, khususnya puisi, tidak cukup hanya sampai deklarasi.  

Menurutnya, Hari Puisi Indonesia perlu dirayakan tiap tahun agar memasyarakatan puisi makin maksimal sebagai spirit kebangsaan dalam memperkuat karakter kebangsaan.

‘’Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Yayasan Panggung Melayu (YPM) yang didukung penuh oleh Yayasan Sagang dan  Harian INDOPOS serta turut membantu Dewan Kesenian Jakarta, Pusat Kesenian Jakarta, Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Jurnal Sajak, akan menggelar serangkaian acara puisi, diberi nama Pekan Hari Puisi Indonesia 2013,’’ katanya.

Rangkaian acara Pekan Hari Puisi Indonesia tersebut di antaranya menyelenggarakan Sayembara Buku Kumpulan Puisi terbaik dengan memperebutkan Anugerah Hari Puisi Indonesia dari INDOPOS (JPNN) dengan total Rp90 juta.

Dengan pembagian, 50 juta untuk satu buku terbaik, dan Rp10 juta masing-masing untuk empat buku pilihan, pajak ditanggung pemenang.

Persyaratannya, buku Kumpulan Puisi (tunggal) terbit tahun 2012 hingga 20 Juli 2013, belum pernah memenangkan sayembara , memiliki ISBN dan mengirimkan lima eksemplar buku ke sekretariat Yayasan Panggung Melayu, Jl. Cahaya Titis Kavling UI Timur VI. Blok D 4 Tanah Baru, Kota Depok. Penulis boleh mengirim lebih dari satu judul buku, buku kumpulan puisi paling lambat diterima penyelenggara tanggal 23 Juli 2013.

Sayembara ini terbuka untuk umum usia 15 tahun ke atas, pendaftaran dibuka 2 Juni-23 Juli 2013, untuk luar Jakarta dapat mendaftar via email yayasanpanggungmelayu@gmail.com, pajak hadiah ditanggung oleh pemenang.

Sedangkan calon peserta dari Jabodetabek dapat langsung mendaftar ke alamat Sekretariat Yayasan Panggung Melayu, Galeri Buku Bengkel Deklamasi, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Jl.Cikini Raya 73 Jakarta Pusat dan Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah. Perlombaan dilaksanakan 25-28 Juli 2013 di Taman Ismail Marzuki.

Rangkaian acara berikutnya adalah Tadarus Puisi, menampilkan 20 penyair se-Indonesia pada Senin, 29 Juli 2013 pukul 20.30 Wib di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki.

Seminar Hari Puisi Indonesia di tempat dan tanggal yang sama dimulai pukul 14.00-17.00, Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia dengan acara pemutaran film sejarah Hari Puisi Indonesia, dan pemberian hadiah.

Juga dimeriahkan penampilan penyair top Indonesia seperti Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, KH Zawawi Imron, Leon Agusta, Yoserizal Manua dan lainnya.(esi/tir)