Rabu, 30 April 2025
PEKANBARU (RP) - Malam puncak Anugerah Sagang 2012 yang akan berlangsung di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Jumat (23/11) malam, akan terasa spesial.
Ini merupakan kali ke-17 kalinya Yayasan Sagang memberikan apresiasi di bidang budaya Melayu secara kontinyu setiap tahun.
Tak heran, panitia Anugerah Sagang 2012 pun mempersiapkan prosesi spesial untuk ‘’perayaan’’ ke-17 kali ini.
Berbagai penampilan sudah disiapkan yang digabung dengan prosesi penyerahan penghargaan kepada pemenang tujuh kategori yang telah ditetapkan.
Memang, masa 17 tahun bukanlah angka yang muda bagi sebuah penganugerahan di Indonesia. Apalagi yang tunak dengan budaya Melayu dan digelar konsisten setiap tahun.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Anugerah Sagang 2012, Erianto Hady, persiapan untuk malam puncak sudah fix seluruhnya. Sesuai dengan rapat panitia, tahun ini penampilan Anugerah Sagang beda dari tahun-tahun sebelumnya.
‘’Kita siapkan yang spesial,’’ kata Erianto Hady, kemarin.
Tak kalah spesial, bakal hadirnya penyair dari Sabang sampai Merauke dan sejumlah penyair dari negara jiran Malaysia. Para penyair itu sudah hadir beberapa hari terakhir di Pekanbaru untuk menghadiri Temu Baca Puisi dan Deklarasi Hari Puisi Indonesia di Anjung Seni Idrus Tintin malam tadi.
Angka 17 tahun ini menandakan begitu konsistennya Sagang memberikan apresiasi pada hasil karya-karya seniman dan budayawan yang tunak dengan kebudayaan Melayu.
Selain itu, ini merupakan sumbangsih Yayasan Sagang dalam pengembangan budaya dan kesenian di Riau.
Ke depan, kata Erianto Hady, sesuai dengan arahan Ketua Pembina Yayasan Sagang H Rida K Liamsi, ke depannya Sagang bisa Go Internasional.
Untuk menanggapi visi dan misi itu, salah satu langkah yang dilakukan Yayasan Sagang adalah menyajikan situs online milik Yayasan Sagang dalam sajian Bahasa Inggris sehingga orang asing pun bisa menikmatinya.
Budayawan Riau Drs Al azhar menilai kalau Anugerah Sagang telah memberikan sumbangsih yang berharga terhadap kegairahan aktivitas seni dan budaya di Riau.
Cukup banyak pencipta dan pelaku seni budaya di negeri ini yang menyimpan keinginan untuk tampil di panggung, menerima anugerah tersebut.
Walau tidak jarang pula sebagian orang mempertanyakan indikator-indikator kualitatif karya dan seniman/budayawan yang diberikan penghargaan.
Secara keseluruhan yang paling mengharukan dari anugerah ini adalah konsistensi kehadirannya yang telah memasuki tahun ke-17.
Sebagaimana induknya Riau Pos, lanjutnya, Anugerah Sagang berjaya mematahkan mitos tentang inkonsistensi peristiwa penganugerahan di negeri ini.
‘’Tahniah bagi penerima Anugerah Sagang tahun ini, dan Syabas bagi Riau Pos Grup yang konsisten menafasi kehidupan anugerah ini,’’ ujarnya.
Menyinggung soal kategori yang ada sekarang, menurut Al azhar memang baru mengakomodir prestasi karya dan dedikasi seniman/budayawan dari lingkungan literasi.
Karena itu, menurutnya kalau ada keinginan untuk menambah kategori, karya-karya dari tradisi lisan yang ada di Riau, bersama prestasi dedikasi mereka patut dipertimbangkan.
Demikian pula para maestro pengingat dan pendendang nyanyi panjang, koba, nandung, malalak, nazam, dan berbagai khasanah tradisi lisan lainnya.
Termasuk para maestro gambus, zapin, gendang gong, serta tokoh-tokoh pewaris dan pusat ingatan tradisi Melayu yang kini kian langka.(dac)