Sagang Minimal 50 Tahun

Budaya Senin, 16 November 2009
Sagang Minimal 50 Tahun

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru
redaksi@riaupos.com
SUDAH 14 tahun Anugerah Sagang memberikan apresiasi kepada seniman dan budayawan Melayu. Namun tekad yang lebih jauh sudah dipatok, yakni bahwa anu?gerah ini akan terus dipertahankan, minimal hingga 50 tahun atau setengah abad ke depan.

??Kita bertekad Anugerah Sagang terus memotivasi seniman dan budayawan Melayu dan bisa bertahan hingga 50 tahun ke depan,?? ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan Sagang, H Rida K Liamsi.

Hal itu dikatakannya saat pemberian Anugerah Sagang di Hotel Ibis, Sabtu (14/11) malam. Rida me-nyebutkan, Yayasan Sagang sekarang terus melakukan peremajaan. Salah satu upaya agar Sagang dapat ??berumur panjang?? adalah dengan sudah beralihnya ketua Yayasan Sagang dari Rida K Liamsi ke Kazzaini KS.

??Jadi saya sekarang di Sagang hanya sebagai Ketua Dewan Pembina. Regenerasi ini diperlukan agar Sagang terus dapat bertahan lama,?? ujarnya.

Rida mengatakan, dalam pemberian Anugerah Sagang ke depannya akan ditambah kategori penghargaan bagi para seniman dan budayawan. Diharapkan kategori penghargaan tahun depan bisa bertambah menjadi sepuluh kategori.

Rida juga berpesan perlu kiranya apa yang sudah diciptakan diperkenalkan kepada masyarakat. Pemerintah daerah diminta bisa mensosialisasikannya melalui sekolah-sekolah. Dengan demikian apa yang diciptakan seniman dan budayawan bisa dikenal ma-syarakat. ??Hasil karya ini jangan hanya tersuruk di pustaka. Perlu diperkenalkan kepada sekolah-sekolah,?? ujar Rida K Liamsi.

Dalam helat pemberian anugerah Sagang itu, tampak hadir tokoh masyarakat Riau H Abbas Jamil, Budayawan Riau H Tenas Efendi, Redaktur Pelaksana (Redpel) Majalah Tempo Amarzan Lubis, Ketua DKR, Edi Ahmad RM, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau Wan Syamsir Yus, CEO Riau Pos H Makmur SE Ak, Ketua Yayasan Sagang Kazzaini KS, Wali Kota Tanjungpinang, Hj Suryatati A Manan, dan tamu undangan lainnya.

Ketua Yayasan Sagang, Kazzaini KS, menyampaikan bahwa pemberian Anugerah Sagang merupakan penghargaan yang diberikan bagi para seniman dan budayawan yang telah bertungkus lumus dalam berkarya. Pengabdian para seniman dan budayawan Melayu ini menurut dia telah menciptakan banyak hasil karya berbudaya Melayu. Sebuah hasil karya yang tidak ternilai dan perlu mendapatkan dukungan seluruh masyarakat Riau. Untuk itu Kazzaini berharap hasil karya yang telah ada maupun yang akan tercipta nantinya perlu diperkenalkan kepada masyarakat.

??Penghargaan Anugerah Sagang merupakan sebuah apresiasi yang diharapkan bisa menciptakan karya baru seniman dan budayawan ke depannya. Terima kasih atas dukungan seluruh pemerintah daerah yang telah membantu kegiatan ini,?? ungkapnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Riau (Sekdaprov) Riau, Wan Syamsir Yus memberikan apresiasi baik terhadap pemberian penghargaan bagi seniman dan budayawan di rantau ini. Bagi dia kegiatan ini merupakan salah satu program yang bisa mewujudkan budaya Melayu. Bagi seniman dan budayawan hendaknya bisa terus berkarya. ??Penghargaan Anugerah Sagang telah dikenal di negeri serantau. Kegiatan ini perlu dipertahankan. Seniman dan budayawan hendaknya bisa terus berkarya,?? ungkapnya.

Seniman/Budayawan Pilihan Sagang 2009 diraih oleh musisi Riau Zuarman Ahmad. Sementara kategori Karya Non Buku Pilihan Sagang 2009 adalah Iwan Irawan Permadi dengan karyanya tari ??Seligi Tajam Bertimbal?? (pusat Latihan Tari Laksamana). Untuk kategori Buku Pilihan Sagang diberikan kepada Sobirin Zaini dengan karya Balada Orang-orang Senja. Muhammad Amin SAg MPd untuk kategori Karya Peneliti Budaya Pilihan Sagang 2009, Muhammad Hapiz untuk kategori Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang 2009. Sedangkan untuk kategori Anugerah Serantau pilihan Sagang diberikan pada Suryatati A Manan. Kategori Institusi Budaya Pilihan Sagang 2009 diberikan kepada sanggar Teater Selembayung di bawah pimpinan Fedli Aziz, yang juga merupakan wartawan Riau Pos.

Dalam acara Anugerah Sagang ini juga diluncurkan enam buah buku terbitan Yayasan Sagang 2009. Buku tersebut antara lain Kolase Hujan (Kumpulan Cerpen Terpilih Riau Pos 2009), Ziarah Angin (Kumpulan Sajak Terpilih Riau Pos 2009), Sastra yang Gundah (Kumpulan Esai Terpilih Riau Pos 2009), Teluk Meranti Tertatih (Kumpulan Karya Jurnalistik Rida Award 2009), Perjalanan Spritiual Rida K Liamsi (Telaah Kumpulan Sajak Perjalanan Kelekatu) dan Busana Melayu Penuh Makna (karya Muhammad Amin SAg MPd).

Dalam sambutannya Ketua DKR Riau, Edi Ahmad RM berharap, penciptaan karya perlu dilakukan terus. Dengan terus berkarya bisa memberikan masukan dan pengetahuan bagi masyarakat serta memperkenalkan budaya Melayu kepada masyarakat Riau maupun di tingkat nasional. ??Terus berkarya itu yang harus dilakukan seniman dan budayawan. Menciptakan hasil karya memang sudah seharusnya dilakukan untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Anugerah Sagang perlu dipertahankan,?? imbuhnya.

Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan cover buku yang diterbitkan tahun oleh Sekdaprov Riau Wan Syamsir Yus, Ketua Pembina Yayasan Sagang Rida K Liamsi dan Ketua DKR Riau Edi Ahmad RM, serta budayawan Riau H Tenas Efendi. Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati Manan juga membacakan puisi dengan judul ??Surat untuk Suami.??

Kegiatan Sagang ini mendapatkan apresiasi dari berbagai lembaga, baik dari pemerintahan maupun swasta. Hal ini dibuktikan dengan dukungan, baik materil maupun moril di antaranya dari Pemprov Riau, Pemko Pekanbaru, Pemkab Pelalawan, Pemkab Siak, Pemkab Kampar, Pemkab Rokan Hulu, Pemko Dumai, Pemkab Bengkalis dan Pemkab Kepulauan Meranti. Juga didukung PT Bank Riau, PT IKPP- Arara Abadi, PT Bumi Siak Pusako, PT Kondur Petroleum SA, Badan Operasi Bersama (BOB), PT Chevron Pasific Indoneia, PT Riau Andalan Pulp and Paper, Telkomsel, PT Exelcomindo Pratama dan PT Perkebunan Nusantara V. Mereka juga mendapatkan cenderamata dari panitia sagang enam buku yang diterbitkan oleh Yayasan Sagang.

Sementara itu konsulat Malaysia Zamani Ismail yang turut hadir bersama para tamu undangan mengaku sempat terperangah dengan kegiatan anugerah untuk insan seni di Riau. Pasalnya meski dia mengetahui insan seni di Riau kurang mendapatkan dukungan pendanaan dari pemerintah, namun karya mereka tetap dihargai. Dia berharap anugerah sejenis dapat lebih ditingkatkan dan mendapatkan perhatian dari seluruh unsur pemerintahan dan swasta. ??Kebudayaan Melayu antara Indonesia dan Malaysia hampir sama, karena kita serumpun. Hanya saja di negeri saya, dukungan pemerintah sangat tinggi. Di Riau semangat penggiat budaya yang lebih tinggi. Buktinya mereka telah mengeluarkan kreasi budaya yang beragam dan harus dijaga. Ke depan hal ini harus dipertahankan,?? paparnya.(new/rio/eko/muh)