Senin, 14 Oktober 2024
Anugerah sagang 2008 ini adalah anugerah yang kedua belas kalinya, sejak pertama dilakukan tahun 1996. Alhamdulillah, tiap tahun dapat terus diselenggarakan. dengan upaya terus menerus meningkatkan kwalitas pelakasanaannya, baik dalam hal kategori yang diberikan penghargaan, sistim penilain, maupun jumlah penghargan yang diberikan. Mungkin banyak kekurangan, mungkin masih belum memadai, namun itulah yang setakat ini mampu dilakukan oleh Yayasan Sagang dan Riau Pos Group.
Dalam rentang waktu 12 tahun ini, kami memang mencatat beberapa hal yang sangat mewarnai dan menggembirakan kami jika kami merujuk kembali tentang maksud dan tujuan anugerah ini diberikan.
Pertama , eksistensi anugerah ini makin kukuh dan terpercaya. Bukan hanya karena sudah 12 tahun berturut-turut dilakukan, sehingga sudah menjadi tradisi dan barometer, tetapi juga rentang kawasan yang memberi apresiasinya juga makin luas. Kalau dulu hanya merupakan anugerah budaya tingkat lokal, khususnya di Riau, sekarang ini sudah menjadi perhatian secara nasional, bahkan di rantau Asean, khususnya Malaysia, dan Singapura. Banyak rekan-rekan di daerah lain menilai anugerah ini sebagai salah satu upaya jelas dan rill dalam menghargai kerja-kerja budaya, dan menjadi salah satu penghargaan yang berarti secara nasional. Harapan bahwa Anugerah Sagang ini akan menjadi anugerah yang prestesius semakin nyata dan semakin mendapat tempat
Kedua, apresiasi masyarakat kesenian dan kebudayaan, khususnya di Riau terhadap keberadaan anugerah ini makin tinggi. Jika pada awal pemberian penghargan, Yayasan Sagang harus bekerja keras untuk menemukan dan mencari calon penerimanya, maka sekarang ini lebih dari 65 persen calon penerima adalah usulan dari masyarakat dan komunitas kesenian dan budaya, baik yang ada di Riau maupun di luar Riau. Yayasan Sagang hanya memonitor dan mencermati sebahagian calon yang lain. Tahun ini Panitia pelakasananya telah menerima banyak sekali usulan dan partisipasi. lebih dari 30 buku yang diusulkan, sembilan lembaga/institusi, 12 karya pilihan, delapan karya penelitian dan sepuluh karya jurnalistik. Sehingga praktis panitia hanya mencari calon penerima Kategori Seniman/budayawan Pilihan dan Kategori Penghargaan Serantau. Karena itupula, dalam pengumuman nominator, panitia/tim penilaian harus menambah jumlahnya, mengingat banyaknya karya-karya yang berkwalitas untuk jadi pilihan.
Ketiga, dukungan dan peran serta masyarakat, khususnya pemerintah daerah, baik Provinsi Riau, maupun kabupaten dan kota se Riau yang menjadi mitra untuk menyukseskan anugerah ini makin besar dan kontinyu. Demikian juga dukungan dari dunia usaha. Sehingga mitra dan sponsorship kegiatan ini terus bertambah dan membuat Yayasan Sagang dan Riau Pos Group dapat menyelenggarakan acara ini dengan semangat yang lebih kukuh. Besarnya Kemitraan dan dukungan atas event budaya, apalagi yang sarat dengan karya kreatif ini, menunjukkan apresiasi masyarakat Riau terhadap masalah kesenian dan kebudayaan terus meningkat dan menjadi penggerak bangkitnya kreativitas para pekerja kesenian dan kebudayaan di daerah ini. Sebuah kepedulian yang sangat kami hormati
Keempat, kwalitas karya, baik itu buku, non buku, penelitian budaya, maupun karya jurnalistik budaya, makin baik, sehingga dewan juri harus bekerja keras untuk menjatuhkan pilihan. Kondisi yang demikian menunjukkan, kehidupan kreativitas kesenian dan kebudayaan di daerah ini makin maju dan berkembang, dan didalamnya Anugerah sagang ini ikut berperan. Kelima, munculnya banyak sekali seniman dan budayawan muda yang kreatif dan produktif dalam menghasilkan karya-karya berkwalitas di bumi Riau tercinta ini dan kawasan berbudaya Melayu ini, sehingga wajah kehidupan kesenian dan budaya di rantaun ini makin semarak. Banyak karya-karya sastra dan budaya Riau telah menjadi perbincangan secara nasional. Harapan bahwa Riau suatu hari nanti akan jadi salah satu pusat perkembangan sastra dan budaya yang terbilang secara nasional, makin nyata dan terbukti. Bukan mustahil suatu hari nanti, benar-benar akan muncul apa yang disebut sebagai ?Mazhab Riau?, khususnya dibidang sastra . Ini kontribusi penting terhadap keberadaan Visi Riau 2020 yang menginginkan Riau menjadi salah satu pusat perkembangan budaya Melayu di kawasan Asean. Tahun ini, seperti tahun lalu , Anugerah Sagang diberikan kepada tujuh katagori, yaitu Seniman/Budayawan Pilihan, Karya Buku pilihan, Karya Alternatif/ Non Buku Pilihan , Institusi Budaya pilihan, Karya Serantau, Karya Jurnalistik Budaya Pilihan, dan Karya Riset dan Penelitian Piliha . Memang bayak usul dan saran, agar katagori ini ditambah, terutama untuk karya-karya seni non buku, seperti musik, senirupa, teater, film, dll. Namun setakat ini, Yayasan Sagang dengan kemampuan yang ada masih membatasi pada tujuh kategori tersebut. Mudah-mudahan di masa akan datang, katagori ini akan dapat bertambah.
Tahun ini, sebagaimana telah diumumkan oleh Yayasan Sagang, penerima anugerah Sagang 2008 Kategori Seniman/Budayawan Pilihan adalah saudara Fakhrunnas MA Jabbar. Seorang sastrawan yang begitu kreatif dan komit terhadap dunia kesusastraan meski sehari-hari terus disibukkan tugasnya sebagai seorang deputy direktur di sebuah perusahaan industri kertas. Karya-karyanya muncul hampit tiap tahun, dan terakhir adalah kumpulan puisinya Tanah Air Kami Melayu, sebuah kumnpulan puisi yang sangat cemerlang dan menunjukkan betapa jati diri kemelayuannya menjadi api dan tiang pancang bagi kegemilangan Budaya Melayu. Fakhrunnas menunjukan komitmen dan ketunakannya adalah teladan bagi kehidupan kesenian di dunia yang serba materialistis, dan pragmatis ini, yang kadang selalu akan membunuh kreatifitas. Untuk katagori buku pilihan Sagang, jatuh pada Buku Siak Sri Indrapura Dar Al-Salam Al Qiyam, sebuah buku yang menulis tetang perjalanan sejarah Negeri Siak Sri Indsrapura, dari masa lampau sampai sekarang. Ditulis dalam bentuk sair 666 syair yang disajikan dalam dua versi, yaitu versi latin dan versi arab melayu. Karya ini menunjukan kesungguhan penulisnya Sdr SPN Ahmnad Darmawi dalam mewujudkan karyanya. Sebuah kerja yang kreatif, betungkus lumus, dan sebuah upaya untuk tetap melestarikan Syair sebagai salah satu genre sastra Melayu dan menjadikan karya ini sebagai khazaah dan sumbangan berharga bagi karya sastra di daerah ini. Dewan juri Anugerah Sagang memang sangat memberi apresiasi terhadap kreatifitas yang menunjukkan terobosan kreatif, dan pikiran jauh ke depan dan visioner dalam membawa budaya Melayu ini bersaing ditengah tengah cabaran budaya lainnya
Untuk katagori Karya Pilihan/Non Buku, pilihan jatuh pada Karya Senirupa "Topeng Makyong " karya Emmy Kadir. Ini karya seni rupa pertama yang jadi pilihan Anugerah sagang. Sebelumnya kebanyakan adalah karya musik, teater, dan lain. Emmy melalui kanvasnya mencoba menyelamatkan Makyong sebagai sebuah produk kesenian dengan mengabadikannya dalam bentuk lukisan yang sangat impresif dan imajinatif.
Untuk katagori Institusi, pilihan jatuh pada Radio Soreram, Pekanbaru. Inipun pilihan yang lain dari sebelumnya. Radio Soreram selama 15 tahun mampu tetap menjaga kesenian dan budaya Melayu sebagai ikon kontens (isi) siarannya, dan mencoba menjadikan kesenian Melayu tetap dapat diingat, dikenang, dan menjadi sarana kumunikasi budaya. Pelestarian dan ketahanan akan kontens ini, memberikan Radio Soreram suatu tempat tersendiri dalam arus perkembang institusi budaya dan hiburan masa ini.
Untuk anugerah serantau, kali ini pilihan jatuh pada Balai kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, sebuah institusi budaya yang dibangun dan dinakhodai oleh saudara Mayuddin Al Mudra. Melalui situs Melayuonline.com, Balai kajian ini telah mengantarkan khasazah, pemikiran, dan karya kebudayaan Melayu ketengah-tengah dunia. Menjadikannya wacana diskusi, perluasan dan pelestariuan, sehingga kebudayaan Melayu itu sudah menjadi milik dunia, dan Melayu online menjadi salah satu kutub referensi kemelayuan di dunia, melalui kemajuan tehnologi komunikasi dan informasi.Untuk Karya jurnalistik budaya, pilhan jatuh pada karya "Melihat Tradisi Budaya Pacu Jalur di Taluk Kuantan: Menjual Ayam Mengeram " karya Purnimasri, wartawan harian Riau Pos. Karya ini mendedahkan secara mendalam tentang Pacu Jalur, baik sebagai sebuah budaya, event pariwisata, dan ekologi. Tulisan ini disajikan dalam tiga seri tulisan yang sangat komprehensif.
Terakhir karya penelitian/riset, kali ini jatuh pada buku: ?Khazanah Kerajinan Melayu Riau? yang diterbitkan oleh Dewan Kerajinan Nasional daerah Riau. Buku ini menampilan hasil riset dan kajian tentang kerajinan Riau, lalu dihidangkan dalam sebuah buku yang gemerlap, sehingga aspek bentuk dan keindahan warisan kerajinan Melayu Riau tampil demikian cemerlang dan membanggakan. Sebuah kerja yang sangat serius, terencana, dan dengan semangat yang sangat tinggi untuk menunjukan kepada dunia betapa kaya dan cemerlanya khazanah kerajinan Melayu dan warisan budayanya.
Terakhir, saya ingin mengajak semua pihak untuk ikut serta mendorong kesemarakan Anugerah Sagang ini dengan ikut serta memberi peluang bagi karya-karuya dihasilkan para penerima anugerah ini, khususnya buku pilihan agar masyarakat luas dapat memilikinya, termasuk karya nominator. Kami malam ini juga menerbitkan enam buah buku, dan ini merupakan tradisi Anugerah Sagang yang setiap tahunnya selalu menerbitkan lima atau enam buku dari berbagai genre sastra dan juga non fiksi. Namun karya-karya ini kalau tidak disebar luaskan, akan berhenti pada cara pada malam ini. Perlu ada dukungan bagaimana karya-karya ini dapat disebarluaskan dan menjadi koleksi perpustakaan, baik umum maupun sekolah. Demikian halnya dengan buku terbaik pilihan Sagang. Mudah-mudahan Bapak Gubernur dan pihak terkait lainnya, berkenan untuk meresponnya.
Disampaikan sebagai Kata Sambutan pada acara Anugerah Sagang, 2008, di Ball Room, Hotel Ibis, Pekanbaru