KAPLF II : Apresiasi Karya Budayawan

Budaya Senin, 03 Oktober 2011
KAPLF II :  Apresiasi Karya Budayawan

PEKANBARU - Rangkaian acara temu penyair Korean-ASEAN Poets Literature Festival (KAPLF) 2011 II tidak hanya diisi dengan pembacaan puisi, esai dan juga kolokium semata. Panita pelaksana juga mengajak peserta untuk melihat pelaksanaan iven tahunan penganugerahan bagi seniman, budayawan yang aktif dan terus berkarya dalam bidangnya, yakni Augerah Sagang.

Ketua Yayasan Sagang, H Kazzaini Ks. mengungkapkan, anugerah Sagang 2011 itu sendiri dilaksanakan Jumat (28/10) malam di Hotel Pangeran Pekanbaru. Dalam acara itu, mereka yang terplih dari hasil seleksi dewan juri dinobatkan sebagai penerima anugerah dari masing-masing kategori.

Pihaknya sendiri telah menetapkan tujuh kategori pada anugerah Sagang. Yakni anugerah untuk seniman/budayawan

pilihan, kedua buku pilihan, ketiga karya non buku pilihan. Kemudian yang keempat karya institusi atau lembaga senin budaya, kelima seniman serantau, keenam karya jurnalisitik budaya dan ketujuh, penelitian budaya.

“Penilaian bagi mereka dilakukan secara selektif oleh dewan juri, kemudian baru ditetapkan beberapa nominator. Dari nominator ini panitia membahasnya kembali, namun sebelum diputuskan terlebih dahulu ada uji publik dengan melibatkan masukan dan saran dari masyarakat,” katanya.

Dari acara ini, lanjutnya panitia ingin memberikan suguhan pada peserta akan apresiasi yang diberikan pada seniman dan budayawan. Dari sini tentunya peserta dapat mengambil hikmah bagaimana menghargai hasil karya yang bergelut di bidang seni dan budaya.

“Ini merupakan rangkaian dari temu penyair. Mereka tak hanya baca puisi dan esai, mengunjungi tempat ikon kebudayaan, tapi melihat bagaimana apresiasi bagi karya yang dihasilkan oleh para budayawan dan seniman,” katanya Sabtu (1/10) di Pekanbaru.

Nama “sagang” sendiri adalah nama sepotong kayu kecil, dengan diameter sekitar 2-3 cm saja, yang digunakan untuk menjadi penyangga bumbungan rumah di kawasan pantai. Kayu kecil itu dipasang melintang diagonal pada bentangan atap rumah. Gunanya untuk menjaga keseimbangan bila terjadi terpaan angin rebut.

Masyarakat nelayan biasa menyebutnya Sagang Barat, karena kayu kecil itu sangat bejasa dalam meredam goncangan angin barat turun bagai rebut dikawasan pantai.

Diperahu-perahu nelayan pun, kayu kecil ini, dipakai penyangga atau penyokong yang dipasang diagonal pada bentangan layar, untuk menjaga bentangan layar agar senantiasa terbuka dalam menerima tiupan angina, agar perahu melaju dan tetap tenang.

Filosofinya adalah, sagang merupakan simbol dari semangat untuk menjadi penyangga, mendorong dan menggerakkan semangat kreativitas budaya Melayu. Sagang adalah symbol dari semangat yang tak kenal menyerah, semangat yang tidak gentar betapapun hebat tantangan yang dihadapi.(aal/rpg)