Selasa, 08 Oktober 2024
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Setelah melalui tahapan penilaian dan pembahasan, Tim Penilai Anugerah Sagang menetapkan Hang Kafrawi sebagai Budayawan Pilihan Sagang 2014. Hang Kafrawi dinilai telah memberikan kontribusi yang cukup besar melalui kiprahnya sebagai sastrawan.
Penetapan Hang Kafrawi ini diambil tim penilai pada rapat yang digelar di Gedung Riau Pos, Sabtu (1/11). ‘’Hang Kafrawi ini kita nilai berdedikasi serta tunak sebagai sastrawan/budayawan yang terus berkarya. Memang terjadi pembahasan yang alot sesama tim penilai untuk menetapkan siapa dari 10 nominator yang patut dipilih untuk menerima Anugerah Sagang kategori Seniman/Budayawan ini, namun akhirnya pilihan itu jatuh kepada Hang Kafrawi,’’ kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Sagang Rida K Liamsi, yang juga Ketua Tim Penilai Anugerah Sagang 2014.
Tim penilai juga menetapkan pilihan penerima Anugerah Sagang 2014 untuk enam kategori lainnya. Untuk Kategori Buku Pilihan Sagang 2014, terpilih buku ‘’Timang-timang Nak Ditimang Sayang’’ sebuah kumpulan puisi karya Jefri al Malay.
Sedangkan untuk kategori karya non-buku pilihan Sagang 2014, yang menyeleksi karya seniman/budayawan di Riau, di mana karyanya berhubungan dengan seni-budaya Melayu khususnya Melayu Riau, baik itu karya musik, teater, koreografi, seni rupa dan sebagainya, pilihan tim juri jatuh kepada Video Musik karya Tito Aldila, Mbay berjudul ‘’Jejak Suara Suvarnadvipa’’.
‘’Penetapan untuk kategori ini juga cukup alot, dengan penilaian yang tajam dari masing-masing tim penilai dari karya-karya berkualitas yang masuk nominasi. Jejak Suara Suvarnadvipa terpilih karena mendapatkan poin lebih dari tim juri untuk aspek kualitas karya, orisinalitas, inovasi dan pengaruhnya,’’ jelas Rida.
Suasana penuh debat juga tersaji ketika tim juri sampai pada penilaian untuk memilih institusi atau lembaga seni budaya yang berada di Riau, bergerak di bidang seni budaya Melayu terutama Riau, yang karya pengabdiannya dinilai memperkaya kehidupan kesenian/kebudayaan Melayu.
‘’Ya, untuk kategori Institusi/Lembaga Seni Budaya Pilihan Sagang 2014 ini, tim penilai menjatuhkan pilihan pada Sanggar Teater Keletah Budak Pekanbaru sebagai penerimanya,’’ kata Rida. Institusi seni/budaya ini dianggap memiliki dedikasi dan tunak dalam kiprahnya yang cukup lama.
Sedangkan pada kategori Anugerah Serantau Pilihan Sagang 2014, yang dikhususkan untuk mereka yang berdomisili di luar Riau namun sejak lama memiliki karya dan perhatian yang berhubungan dengan seni budaya Melayu, pilihan jatuh pada budayawan dari Malaysia, Prof Zainal Borhan.
Tim penilai juga memilih tulisan dengan judul ‘’Raja Ali Haji: Peletak Dasar Tata Bahasa Melayu’’ karya Fenny Ambaratih yang terbit di Majalah Batampos.co edisi Oktober 2013, sebagai Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang 2014. Tulisan ini dianggap memiliki sedikit keunggulan dari lima nominator lainnya, baik dari aspek kualitas isi, teknik peliputan, pengaruh maupun cara penyajiannya.
Satu lagi kategori yang kembali diikutkan dalam penilaian setelah tahun lalu sempat absen adalah untuk Karya Penelitian Budaya Pilihan Sagang 2014. Dari lima karya nominasi, yang merupakan hasil penelitian berkaitan dengan seni-budaya Melayu, terutama Melayu Riau dan sudah dipublikasikan, tim penilai menjatuhkan pilihan pada penelitian berjudul ‘’Tiga Lorong, Teguh Berdiri di Tengah Persimpangan Riuh Ramai’’ karya Junaidi Syam dkk.
Sebelumnya, tim penilai Anugerah Sagang 2014 telah terlebih dahulu menetapkan sebanyak 41 nominator untuk tujuh kategori sebagai calon penerima penghargaan bergengsi di bidang seni budaya tajaan Riau Pos dan Yayasan Sagang ini.
Diserahkan Medio November
Anugerah Sagang 2014 untuk mereka yang terpilih ini, rencananya akan diserahkan dalam sebuah acara khusus di Pekanbaru, pertengahan November ini. ‘’Kita merencanakannya Insya Allah pada tanggal 14 November nanti di Pekanbaru. Soal tempatnya, nanti akan kita beritahukan,’’ kata Rida.
Menurutnya, Anugerah Sagang merupakan pemberian penghargaan kepada sosok yang menunjukkan dedikasinya terhadap kehidupan berkesenian, semua karya yang dinilai unggul, berkualitas dan monumental, serta semua pemikiran yang mampu menggerakkan dinamika budaya Melayu.
Anugerah yang didedikasikan Harian Riau Pos dan Yayasan Sagang ini, kini penyelenggaraannya sudah memasuki tahun ke-19 dan rutin terlaksana setiap tahun sejak pertama digelar tahun 1996.(kun)