Rabu, 19 Februari 2025
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Perkembangan teknologi telah mengantarkan manusia tanpa batasan dalam globalisasi modern. Juga berdampak pada merebaknya media sosial (medsos) yang saling menghubungkan peredaran informasi. Hal ini juga disadari insan pers Indonesia dan Malaysia sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi media massa.
Hal ini menjadi pembahasan dalam dialog media dua negara serumpun Indonesia-Malaysia di Hotel Jatra, Pekanbaru, Senin (28/11). Kegiatan ini dihelat Konsulat Malaysia di Pekanbaru bersama Serikat Perusahaan Pers (SPS) Riau yang dihadiri insan pers dan organisasi media sebagai program jalinan akrab Malaysia dan Indonesia.
Tema yang diangkat adalah Cabaran dan Halatuju Media dalam Era Globalisasi. Kegiatan dibuka Gubri H Arsyadjuliandi Rachman yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Riau Fairuzel Ghazali. Dalam dialog yang berlangsung kurang dua jam itu, memang disadari bahwa fakta atas informasi yang disajikan membuat media massa berbeda dengan medsos.
“Kami mendukung kegiatan seperti ini, karena peran media massa harus benar-benar dapat mempererat kerja sama antarnegara. Terutama antara negara bertetangga seperti kita dengan Malaysia,” kata Fairuzel yang juga membuka seminar.
Setelah itu dilanjutkan dengan dialog yang dimoderatori oleh Sekretaris PWI Riau Eka PN. Selaku narasumber tiga tokoh pers Indonesia dan Malaysia. Yakni H Rida K Liamsi yang merupakan tokoh pers dan budayawan Riau. Kemudian juga hadir narasumber dari negeri tetangga, yakni Penasihat Eksekutif Éditorial Sinar Harian Datuk Abdul Jalil Ali, dan Group Managing Director Utusan Melayu (Malaysia) Berhad Datuk Mohd Noordin Abbas.
“Dalam menyajikan berita harus benar-benar sesuai fakta. Media massa jangan terlalu khawatir dengan medsos. Karena bagaimanapun media yang punya integritas dan menyajikan faktalah yang akan tetap dibaca,” kata Datuk Abdul Jalil Ali.
Dalam kesempatan kemarin juga hadir Konsul Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamdin, Ketua SPS Riau H Zulmansyah Sekedang dan hadirin lainnya.
Dijelaskan Hardi Hamdin, seminar media serumpun digelar khusus sebagai apresiasi dan penghargaan bagi seluruh media di Indonesia, khususnya di Riau.
“Jadi diharapkan sebagai langkah awal sinergi antara media Malaysia dan Indonesia,” katanya.
Sementara Rida mengungkapkan tantangan terbesar media sekarang adalah kebiasaan membaca. Karenanya menggalang dan membuat agenda bersama mewujudkan reading habbits harus terus ditumbuhkan. “Surat kabar akan tetap hidup, sepanjang masyarakat pers Indonesia dan dunia, membangun sebuah komunikasi agar memelihara kebiasaan membaca,” katanya optimis.
Kunjungi Graha Pena
Usai seminar di Hotel Jatra, perwakilan media dari Kuala Lumpur berkunjung ke Gedung Graha Pena Riau di Jalan HR Soebrantas, Panam. Mereka melihat ruang redaksi beberapa media lokal seperti Riau Pos, Pekanbaru Pos, dan Pekanbaru Pos hingga percetakan PT Graindo.(egp)