Selasa, 08 Oktober 2024
PEKANBARU (RP) - Aset Riau Investment Corp (RIC) terus berkembang sejak beroperasi 10 tahun lalu. Dari nilai aset yang hanya Rp10 miliar, kini mencapai Rp635 miliar terhitung September 2013.
Bahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini kini sudah berkembang menjadi sebuah Holding Company dengan delapan anak perusahaan.
Pemaparan itu disampaikan Direktur Utama RIC, Rida K Liamsi dalam rapat dengar pendapat antara Komisi B DPRD Riau dengan Biro Ekonomi Provinsi Riau dan BUMD di Gedung Lancang Kuning, Pekanbaru, Selasa (17/9). Disebutkan Rida, total hasil usaha selama 10 tahun mencapai Rp221 miliar dengan rata-rata Rp22 miliar tiap tahunnya.
‘’Meskipun laba usahanya belum maksimal, atau kumulatifnya sampai Agustus 2013 Rp15 miliar, namun sejak 2008 neracanya sudah surplus,’’ kata Rida.
Kini, lanjutnya, delapan anak perusahaan di bawah RIC adalah tiga perusahaan bergerak di bidang energi dan kelistrikan, satu di bidang perdagangan umum dan satu perkebunan serta satu lagi di bidang jasa dan teknologi informasi.
Kepada Ketua Komisi B Rusli Ahmad dan anggota Komisi B lainnya, Rida menerangkan, pendapatan hasil usaha masih bersumber dari pendapatan listrik.
‘’Tahun ini mulai membaik karena sudah mengalir gas dari Kalila sehingga PLTG Teluk Lembu sudah beroperasi maksimal. Target pendapatan 2013 sebanyak Rp45 miliar akan mencapai target 80 persen,’’ kata Rida.
Rida menyampaikan juga, salah satu usaha RIC bergerak dalam meningkatkan produksi beras Riau. Saat ini RIC dengan perusahaan Riau Rice mengeluarkan beberapa varian beras.
‘’Ada beberapa varian beras yang kami pasarkan, beras pulen di perkebunan, Beras Terubuk di Bengkalis, Beras Bunga Raya di Siak, Beras Patin di Inhu dan Beras Kampar di Kabupaten Kampar,’’ kata Rida.
Dengan demikian, ujarnya, ada enam ribu ton yang akan diproduksi Riau Rice di tahun 2013.
Ke depannya, RIC juga merambah dunia perkebunan. Rida menjelaskan, saat ini RIC sudah melepaskan 500 hektare lahan perkebunan di Riau. Lahan itu akan ditanami bibit sawit dan siap dipasarkan pada 2014.
‘’Nanti akan dihitung dengan cermat, akan kami lepas dengan harga berapa untuk setiap dua hektare lahan perkebunan tersebut,’’ kata Rida.
Proyek perkebunan itu sudah dimulai di 2012 dengan investasi Rp15 miliar. ‘’Jadi pada 2014 siap dipasarkan,’’ kata Rida.
Rida mengatakan, RIC akan terus melanjutkan kerja sama membangun Perusahaan Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang akan bekerja sama dengan BUMD Pekanbaru dan investor lainnya.
‘’RIC akan menjadi pemegang saham 25 persen. Proyek ini sedang dalam pengurusan aspek legal dan administrasi, rencanyanya tahun 2014 akan beroperasi,’’ kata Rida.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi B Rusli Ahmad berharap agar lahan perkebunan yang akan dipasarkan RIC tersebut bisa diperuntukkan untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah.