Satu Tahun Batam Pos Entrepreneur School (BPES)

Raih Penghargaan Peduli UMKM, Bertekad Lahirkan Banyak Entrepreneur

Bisnis Sabtu, 17 Juli 2010
Raih Penghargaan Peduli UMKM, Bertekad Lahirkan Banyak Entrepreneur

Hari ini, 17 Juli 2010, Batam Pos Entreprenur School (BPES) berusia satu tahun. Diusianya yang masih muda, BPES sudah mendapat pengakuan sebagai institusi yang peduli pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Laporan M Nur

LISYA
Anggraini, General Manager Batam Pos Entrepreneur School (BPES) tampak terkejut saat nama institusi yang ia pimpin disebut sebagai salah satu penerima penghargaan dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kepulauan Riau (Kepri) di acara pembukaan pameran UKM di Mega Mall Batam Center, Kamis (15/7) lalu.

Bahkan Lisya tampak malu-malu saat diminta maju ke panggung untuk menerima sertifikat bersama peraih penghargaan lainnya, yakni Telkom yang juga menerima penghargaan serupa dengan BPES. Kemudian BRI dan Bank Riau untuk kategori perbankan peduli UMKM, dan masih banyak penghargaan yang diberikan ke beberapa perusahaan dan kalangan profesional.

Namun senyum Lisya mengembang ketika Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepri HM Sani menyerahkan sertifikat penghargaan. ”Sekolah entrepreneur memang sangat penting dikembangkan. Banyak pengusaha atau calon pengusaha yang butuh motivasi dan bimbingan untuk memajukan usaha mereka. Kepri akan cepat maju kalau makin banyak pengusaha. Sukses ya, maju terus,” ujar Sani pada Lisya sembari menyerahkan sertifikat penghargaan tersebut.

Lisya pun menjawab dengan anggukan. Ia tak pernah meyangka kalau BPES yang baru berusia 1 tahun itu bisa mendapat penghargaan tersebut.

”Saya memang pernah ditelepon oleh orang Kadin yang menanyakan program-program BPES. Setelah itu, informasi terakhir BPES katanya masuk nominasi peraih penghargaan. Cuma saya pikir BPES masih baru, jadi berat lah. Tapi Alhamdulilah, ternyata BPES dianggap layak mendapat penghargaan karena peduli pada UMKM,” ujar Lisya, sumringah.

Wanita yang lama berkecimpung di dunia jurnalistik ini pun menceritakan kembali sejarah lahirnya BPES. Salah satunya berangkat dari kerisauan seorang Rida K Liamsi, CEO Riau Pos Grup yang melihat masih minimnya jumlah pengusaha di Kepri.

”Saya masih ingat ketika Pak Rida bilang ‘Lisya saya mau buat sekolah entrepreneur, saya ingin lahir banyak entrepreneur di daerah ini, kamu aturlah’. Alhamdulillah, ide dasarnya kami laksanakan dan sudah setahun berjalan,” kenang Lisya.

Selama satu tahun berjalan, BPES sudah meluluskan empat angkatan dengan jumlah alumni sekitar 115 orang. Dari empat angkatan itu, sekitar 50 persen pengusaha yang ingin mengembangkan usahanya dan memperbaiki sistem manajemennya, sehingga bisnis mereka lebih tertata. Selebihnya 50 persen calon pengusaha.

Hasilnya, dari jumlah tersebut, tak sedikit alumninya yang dari kalangan pengusaha langsung mengembangkan usahanya. Begitupun dengan calon pengusaha, menjadi tidak ragu membuka usaha, meskipun tidak semuanya.

Lisya menyebutkan beberapa alumninya yang sudah membuka dan mengembangkan usahanya, antara lain Misrar Sirait (angkatan I) asal Lobam, Bintan yang sudah membuka usaha di bidang alat-alat kesehatan. Kemudian Nurfauziah, karyawan Kimia Farma yang sudah membuka usaha butik. Lalu ada Nengsi, guru Yos Sudarso yang juga sudah membuka usaha Bakso Kaget yang cabangnya terus tumbuh  di berbagai wilayah di Batam. Kemudian Rini dengan usaha Dapur Kampung-nya, dan masih banyak lagi.

Selain membuka kelas Entrepreneur Eksekutif, BPES juga rutin memberikan training aplikasi bisnis untuk ritel, penjualan dan perpajakan yang jumlah total pesertanya 100 orang. Selain itu, ada pengembangan SDM, event bisnis, dan program spesial.

Salah satu program spesial BPES yang baru-baru ini diluncurkan adalah program 100 Gerobak Terencana kerja sama Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Batam yang didukung Bank Muamalat untuk pengelolaan keuangannya.

Program ini merupakan implementasi BPES untuk menggembangkan entrepreneur dari berbagai segmen termasuk pengusaha kecil sektor informal dengan modal usaha maksimum Rp10 juta. Ini juga merupakan program CSR BPES. ”Tahap awal 17 gerobak dulu. Jadi kita berikan bantuan bukan dalam bentuk uang tapi peralatan usaha,” ujar Lisya.

Intinya, kata Lisya, BPES memiliki visi dan misi untuk mencetak sebanyak mungkin entrepreneur dan pengusaha. BPES menjadi pusat pelatihan entrepreneur dan jaringan bisnis melalui pelatihan praktis untuk menjadi entrepreneur yang berkemampuan merancang, menjalankan dan mengembangkan bisnis yang realistik.

BPES juga memfasilitasi akses ke jaringan bisnis lokal dan regional, mentransformasi pengalaman praktis pengusaha, marketer, stakeholder, dan motivator yang telah teruji, baik dari lokal maupu  nasional. Selain itu membuka peluang menjadi mitra bisnis BPES.

”Cita-cita besar BPES ke depan melahirkan banyak pengusaha (mikro, kecil, menengah dan besar) yang memiliki jiwa entrepreneurship. Dengan begitu, kami berharap kesejahteraan masyarakat cepat tercapai,” ujar Lisya. ***

Dimuat di Harian Pagi Batam Pos, halaman satu, Sabut, 17 Juli 2010.