RIC Teken MoU Penambangan dan Penjualan Batubara

Siap Pasok 60-100 Ribu Ton

Bisnis Minggu, 06 Desember 2009
Siap Pasok 60-100 Ribu Ton
TEKEN MOU: Direktur Utama RIC H Rida K Liamsi menandatangani MoU dengan General Manager DMDI Finance House, Datok Razali di Malaka International Trade Centre (MITC) Airkeroh-Malaka, Sabtu (5/12/2009). Penandatanganan disaksikan Presiden DMDI yang juga Ketua Menteri Besar Malaka, Datok Ali bin Moh Ali Rustam dan sejumlah undangan lainnya.(riaupos.com)
PEKANBARU (RP)-Konvensi ke-10 Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Sabtu (5/12) dibuka. Bersamaan dengan dimulainya agenda tahunan silaturrahmi ini, juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Riau Investment Corporation (RIC) dengan DMDI Finance House untuk penambangan serta pemasaran batubara ke Malaysia.

 

Penandatanganan MoU yang dilakukan Direktur Utama RIC H Rida K Liamsi serta General Manager DMDI Finance House, Datok Razali di Malaka International Trade Centre (MITC) Airkeroh-Malaka tersebut disaksikan Presiden DMDI yang juga Ketua Menteri Besar Malaka, Datok Ali bin Moh Ali Rustam, Menteri Keuangan II Malaysia Yang Dipertuan Datuk Hj Ahmad Hosni Moh Hanazlah, Wakil Ketua DMDI Riau, Herliyan Saleh, Ketua Dewan pengasuh DMDI Finance House Datok Roslan serta sejumlah tokoh DMDI lainnya.

Kesepakatan ini, sebagaimana disebutkan pimpinan rombongan DMDI Riau Herliyan Saleh merupakan sebuah langkah maju dalam pencapaian kerja sama antara Indonesia-Malaysia, terutama dalam dunia perdagangan.

??Dalam konvensi ini, ada beberapa kesepakatan dan rekomendasi yang dihasilkan dari beberapa biro yang ada, dan semuanya ditujukan untuk meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih baik antar negara di rumpun Melayu ini,?? sebut Herliyan.

??Kesepakatan RIC dan DMDI Finance House itu salah satunya, ada lagi beberapa kesepakatan lain, di antaranya tentang rencana penandatanganan kontrak pembangunan dermaga di Tanjung Keling yang akan menghubungkan Dumai-Malaka, yang dijadwalkan pekerjaannya sudah selesai dalam 6-10 bulan ke depan. Saat ini, pemerintah Malaka sedang melakukan pembahasan dengan persekutuan pemerintah Malaysia,?? imbuh Herliyan.

Untuk sektor perekonomian, DMDI Malaysia juga sudah menyepakati rencana mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Riau yang salah satunya akan ditujukan pada pengembangan potensi usaha dan kerajinan masyarakat Riau untuk dipasarkan di Malaysia.

Untuk sosial budaya, juga sudah disepakati rencana pembuatan galeri khusus Riau di museum pemerintah Malaka serta galeri Malaka di museum Provinsi Riau serta beberapa agenda lainnya di bidang keagamaan, kepemudaan, pendidikan.

Direktur Utama RIC, H Rida K Liamsi dalam kesempatan terpisah menyebutkan, MoU dengan DMDI Finance House ini menjadi sebuah terobosan baru dalam pengembanan usaha RIC untuk ekspor ke luar negeri, khususnya batubara.

Meski belum didudukkan berapa besar nilai kesepakatan yang sudah dibuat, namun MoU tersebut dipastikan membuka peluang untuk pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran yang selama ini hanya dilakukan untuk pasokan dalam negeri.

??Selama ini kan kita memasok untuk kebutuhan beberapa perusahaan dan industri di dalam negeri, seperti PLN, Kalila, RAPP dan beberapa lainnya, dan bahan bakunya kita ambil dari berbagai sumber. Dengan kesepakatan ini, peluang ekspor kita terbuka ke Malaysia,?? sebut Rida. Untuk mendukung pemenuhan pasokan, RIC dan DMDI Finance House akan mengelola penambangan batubara sendiri yang direncanakan akan diambil dari Indragiri Hulu. ??Proses perizinannya sedang kita urus, kita sedang tunggu, mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah didapatkan dan pekerjaan bisa dimulai,?? harap Rida.

Adapun potensi dari areal penambangan yang akan dikelola, sejauh ini, dijelaskan Rida, diperkirakan mencapai 60-100 ribu ton dan itu siap untuk di ekspor ke Malaysia yang saat ini memang sangat banyak membutuhkan pasokan batubara bagi kebutuhan industrinya.

??Kita sama-sama berdoa, mudah-mudahan dalam waktu dekat perizinannya selesai dan disetujui oleh Menteri ESDM. Sebagai gambaran, untuk survei eksplorasinya sudah, tinggal menunggu melakukan ekspolitasi (penambangan) saja. Kalau awal 2010 izin keluar, beberapa bulan ke depan, kita sudah bisa ekspor,?? papar Rida optimis.

Soal harga, Rida mengaku pihaknya belum bisa menyebutkan. Namun, karena bentuknya ekspor, pastilah, harga batubara yang akan dipasok nanti akan lebih tinggi dan prospek usahanya ke depan bisa lebih baik. ??Sambil menunggu itu, sekarang kami juga sudah mengurus izin pengumpulan, penyiapan armada transportasi juga perizinan lainnya. Jadi semuanya sudah kita persiapkan jauh-jauh hari,?? tegas dia.

Sebagai gambaran, saat ini, RIC sendiri sudah mengelola bisnis pemasok batubara untuk kebutuhan industri lokal yang dikumpul dari beberapa perusahaan pemegang izin. Bila dirata-ratakan, total pasokan yang bisa dipenuhi setiap bulannya mencapai 16.000 sampai 20.000 ton.(bud)