Rabu, 15 Januari 2025
Oleh : Rida K Liamsi
Bangsawan adalah genre teater yang populer bagi masyarakat lapisan bawah. Meski teater ini bermula dari lingkungan istana, tapi dalam perkembangannya telah menjadi salah satu pertunjukan rakyat. Ceritanya pun yang pada mulanya kebanyakan tentang kehidupan istana dan elit politik kelas atas, para raha dan pangerab, dll, tapi cerita cerita itu begitu mudah dipahami dan diserap masyarakat lapisan bawah. Para pedagang, petani, nelayan, dan lainnya . Teater ini populer nyaris di setiap desa, seperti yang ada di Kepulauan Riau yang punya group-group bangsawan, tonel, dan lsinnya. Terkadang lebih populis dibanding Mak Yong atau Mendu , dua gente teater yang juga sudah dianggap sebagai pertunjukan rakyat. " Main Sandiwara " atau " Main Bangsawan " begitu teater ini mengambil tempat di tengah masyarakat dan pendukungnya. Di Palembang misalnya saat ini Teater Dul Muluk tetap hadir dan dipertahankan.
"Mencencang Air " , naskah drama usang ditulis Asrizal Nur , seorang penyair, dramawan ini , adalah sebuah naskah untuk teater bangsawan. Bukan hanya isi lakon atau ceritanya , tapi setting dan dialog yang disajikan jelas berkisah tentang kehidupan istana dan kerajaan yang ada di tanah Melayu ( walaupun naskah ini menghindari dari menyebut nama kerajaan mana itu dalam bentang perjalanan sejarah negeri negeri melayu di kawasan semenanjung Melaka dan kawasan sekitarnya ) tapi orang akan dengan mudah menunjuk dan mengenal pasti negeri atau kerajaan mana yang dimaksud.
Menghidupkan kembali teater bangsawan ini memang sebuah upaya yang patut dihargai karena sudah semakin langka teater ini ditampilkan dan hanya pada kawasan tertentu saja. Padahal peran dan fungsi edukasinya terhadap khalayak penontonnya begitu besar. Strategis dan berjangkauan luas. Bangsawan sudah dikalahkan oleh teater moderen yang bisa tampil dengan propetti sederhana, praktis, dan didukung cerita yang lebih aktual dengan perangkat multimedia yang lebih handal. Sementara bangsawan , meskipun sebagai sebuah pertunjukan pentas juga dapat dikemas secara moderen , seperti menjadi opeta atau drama klasik , tetapi menghadapi kendala infrastruktur pertunjukan yang terbatas, terutama gedung pertunjukan.
Teater bangsawan memang memerlukan dukungan naskah cerita yang bagaimanapun merupakan bahagian esensial dari sebuah teater bangsawan. Naskah drama yang ditulis Asrizal Nur ini tampaknya memang disiapkan untuk sebuah bangsawan moderen , paling tidak dari aspek tata panggung dan dialog-dialognya yang tentu sudah jauh berbeda dengan teater bangsawan yang lama.
Diera orde baru , Departemen Penerangan telah memanfaatkan teater bangsawan dan teater rakyat lainnya sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan pesan pembangunan dari pemerintah. Pada era itu teater rakyat dan berbagai versi pertunjukan rakyat dan mendapat tempat dan pendukungnya . Namun sekarang di era Kementerian Informasi ( Kominfo ) ini dimana aspek teknologi informasi lebih dominan sementara sisi visual dalam bentuk pertunjukan rakyat dan lainnya , sudah makin tersisih dan dianggap ketinggalan zaman.
Naskah " Mencencang Air " ini adalah upaya untuk membawa kembali teater bangsawan ke tengah gelanggang kesenian , terutama kesenian rakyat. Naskah ini telah ditulis dan dikenal sebagai sebuah naskah untuk pertunjukan bangsawan moderen dengan tetap mempertahankan roh bangsawan, serta mengangkat nilai-nilai esensial budaya , khususnya budaya melayu, sebagai semangat dan kekuatan cerita. Moral ceritanya tetaplah sebuah edukasi publik bagaimana sikap khianat, culas dan dengki itu tidak sepatutnya lagi menjadi sandaran kekuasaan dan elit politik untuk merebut dan mempertahankan kekuasaannya , meskipun tentu saja sikap buruk demikian itu bersifat harfiah dan tetap ada dimana pun dan kapan pun. Hanya bungkus dan bajunya saja yang berbeda-beda. Makin moderen, canggih dan makin sulit dikenal.
Selain naskah yang baik, Aspek multimedia haruslah juga dipahami para pendukung teater bangsawan ini , agar teater rakyat ini tetap hidup. Seperti Mak Yong, Mendu, Dul Muluk dan lainnya. Meskipun dalam komunitas kesenian yang makin terbatas.