Rabu, 30 April 2025
Laut dan sejuta misterinya , adalah darah dan nadi puisi Abdul Kadir Ibrahim. Dari deru gelombang , dari oleng kolek dan sampan , dia menimba inspirasi untuk puisi-puisinya . Karena itu puisi-puisinya seperti deru ombak, seperti deru angin. Bernyanyi dan menggelegar. Bukan hanya pada diksi dan pilihan metafor nya , tapi juga dalam bentuk dan typographi puisi-puisinya.
Akib begitu panggilan akrab Abd Kadir Ibrahim , karena itu singkatan namanya , juga sangat melayu. Dia lahir di gugusan pulau Tujuh ( Anambas dan Natuna sekarang ) , karena itu puisi-puisi nya seakan Samudera kata kata Melayu yg sudah menjadi kata arkais . Tetapi di dalam puisi Akib kata-kata itu seakan hidup dan berhamburan mencari para penuturnya dan membuat puisi-puisinya itu mudah dipahami oleh komunitas budaya lain.
Jika ada yang secara sungguh-sungguh menyelongkar kata-kata melayu dari puisi puisi Akib itu , maka akan ada sebuah senarai kata-kata lama yang sangat kaya dengan latar dan sentuhan budaya melayu. Alam Melayu sangat beruntung punya seorang penyair bernama Akib karena dengan puisi -puisi nya itulah negeri Segantang Lada atau kawasan maritimnya yang dijuluki Segara Sakti Rantau Bertuah ini menjadi ingatan dan catatan perjalanan budaya Melayu di tengah pertembungan dengan budaya dunia lainnya.
Kelebihan lain penyair ini , karena latar belakang pendidikannya adalah Institut Agama Islam, maka nafas islami dalam balutan sastra Melayu, menjadi warisan budaya yang sangat berharga . Itulah yang sudah disumbangkan Akib melalui puisi puisinya. Tabik !